Laporan wartawan Tribunnews.com, Anita Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) menegaskan dukungannya pada rencana BPOM akan memberi label pada galon guna ulang BPA murni karena pertimbangan kesehatan.
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait menegaskan pihaknya mendukung dan siap mengawal BPOM yang merevisi Peraturan Kepala BPOM No 31/2018 seperti yang disampaikan Kepala BPOM Penny K Lukito pada Minggu (26/12/2021) lalu.
Baca juga: BPOM RI: Revisi Aturan BPA AMDK Sedang Berproses
Menurut Arist, apa yang dilakukan BPOM sudah tepat.
Dengan melakukan revisi Peraturan Kepala BPOM dan mewacanakan akan memberi label Free BPA pada galon guna ulang yang berbahan polycarbonat menunjukkan BPOM telah menjalankan apa yang diamanatkan oleh SNI 3553:2015 air mineral.
Standar Nasional Indonesia (SNI) Air Mineral ini merupakan revisi SNI 01-3553:2006, air minum dalam kemasan.
Standar ini dirumuskan dengan tujuan sebagai berikut : Menyesuaikan standar dengan perkembangannya teknologi terutama dalam metode uji dan persyaratan mutu. Kedua menyesuaikan standar dengan peraturan-peraturan baru yang berlaku. Ketiga Melindungi kesehatan dan kepentingan konsumen.
"Komnas Perlindungan fokus pada kesehatan dan perlindungan anak - anak. Ini murni masalah kesehatan. Di negara manapun, semua industri pasti mengutamakan kesehatan. Apalagi menyangkut pangan. Apalagi ini menyangkut bayi, balita dan janin sebagai penerus keberlangsungan hidup berbangsa, " tandas Arist.
Baca juga: Penyandang Autisme Naik, Kemasan Plastik Mengandung BPA Diduga Jadi Salah Satu Penyebabnya
"Sekali lagi yang menjadi fokus Komnas PA adalah perlindungan anak. Dan masalah kesehatan bayi, balita dan janin pada ibu hamil," terang Arist.
Beberapa waktu lalu dalam berbagai kesempatan Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar mengatakan betapa bahayanya BPA.
"BPA itu senyawa kimia. Itu untuk mengeraskan Plastik biar kokoh. Contohnya galon guna ulang. BPA ada di dalam galon ulang. Pastikan tempat makanan yang keras itu juga ada BPA-nya. Karena ternyata secara studi, BPA banyak dipakai untuk botol susu anak. Saya ketua AIMI. Menyusui itu melindungi dari BPA," papar Nia Umar.
Studi menunjukkan ibu yang menyusui anaknya kebal dari covid. Karena imunitas meningkat, kalau pun tertular bukan dari susu ibu.
Tapi berdasarkan studi juga air susu ibu juga terkontaminasi oleh BPA.
"Bagi Ibu BPA juga ada risikonya. BPA masuk ke dalam rantai makanan yang kita makan sehari hari. BPA juga masuk ke dalam air susu ibu," tandas Nia Umar.
Menurut Nia Umar, BPA menganggu kerja endokrin dan meniru kerja estrogen. Itu hormon. Bisa mengubah kondisi hormonal di dalam badan manusia.
"Bukan menurut Nia Umar ya, Tapi berdasarkan penelitian tahun 2008 di Amerika. Ternyata
Efek BPA bisa mempengaruhi kerja otak, perilaku, kelenjar prostat pada janin yang ibunya banyak mengkonsumsi makanan dari kemasan yang mengandung BPA. Jadi masuk melalui plasenta sampai ke janin," papar Nia Umar.
Baca juga: Muncul Petisi Tolak Label BPA di Kemasan Galon Guna Ulang
Nia Umar juga menjelaskan bagaimana perjalanan BPA dari kemasan galon guna ulang sehingga masuk ke dalam tubuh manusia.
"BPA itu hadir di mana mana. Contoh nyata pada air galon isi ulang. Air dari Sukabumi masuk ke dalam galon. Kemudian galon di angkut kena panas. Dibawa ke toko, galon dijemur kena panas lagi. Dan itu airnya sampai ke rumah kita kemudian diminum. Kita minum air putih yang mengandung BPA," papar Nia Umar.