"Perkembangan terakhir, sempat kontak dengan dokter yang merawat jadi bayi 1,2 dan 3 masih menggunakan alat bantu napas, yang keempat kondisinya agak kurang bagus. Masih memakai ventilator karena ada nemo torax. Ini wajar karena komplikasi akibat prematur. Jadi prematur ini selalu ada problem pernapasan. Yang komplikasi bayi perempuan yang lahir terakhir," ujarnya.
Permasalahan pada bayi tersebut hanya pada pernapasan saja. Masih dirawat dengan menggunakan inkubator.
Bayi yang lahir pertama laki-laki, lalu disusul tiga bayi perempuan. Bayi-bayi tersebut lahir di usia kandungan 32 minggu.
Kondisi sang ibu sebelum melahirkan sehat-sehat saja, seperti tensi yang bagus dan kondisi kesehatan yang lainnya tidak ditemukan permasalahan.
"Tidak ada masalah, hanya pecah ketuban saja. Kontraksi terus, mules terus, akhirnya pecah ketuban. Hanya saja setelah operasi tensinya sempat naik. Dan itu hal yang wajar juga. Sampai 170 kami sudah berikan obat untuk menurunkan tekanan darah dan obat-obatan pencegahan tegang. Ibunya hari ini sudah menengok bayinya ke ruang NICU," jelasnya.
RSUP Sanglah baru pertama kali menangani kasus kelahiran kembar 4. Setelah sering menangani kembar tiga. Jumlah tim medis yang menangani kelahiran kembar 4 ini sekitar 15 orang.
Sementara itu, ketika orangtua bayi kembar 4 tersebut dikonfirmasi, Nanda Yudistira mengatakan belum berkenan untuk diwawancarai terkait kelahiran bayi kembarnya karena masih fokus untk kesehatan bayinya.
"Nggih betul (ya benar) tyang (saya) ayah dari bayi kembar 4. Mohon maaf untuk saat ini kami belum berkenan untuk wawancara, karena bayi kami masih di NICU. Kami harus fokus ke kesehatan bayi kami terlebih dahulu. Kami bersedia untuk melalukan wawancara bila bayi kami sudah pulang dari rumah sakit. Terima kasih," tutupnya. (sar)
Baca juga: Kolaborasi Budaya Jawa dan Tionghoa, Semarang Ingin Jadi Kota Terbaik Toleransi dan Berbudaya