News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ketua Komnas KIPI Bantah Jika Virus Dapat Mengubah DNA Manusia

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksinasi. Vaksin tidak dapat mengubah atau berinteraksi dengan DNA manusia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com- Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Beberapa waktu yang lalu, beredar unggahan di media sosial terkait klaim yang menyebutkan penggunaan vaksin Covid-19 ke dalam tubuh dapat mengubah DNA manusia. 

Selain itu disebutkan pula bahwa vaksin ini sangat berbahaya untuk tubuh manusia. Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari pun menanggapi hal tersebut. 

Menurutnya apa yang diinformasikan di media sosial tidaklah benar. Vaksin tidak dapat mengubah atau berinteraksi dengan DNA manusia. 

"Vaksin covid-19 tidak dapat mengubah atau berinteraksi dengan DNA seseorang dalam cara apa pun. Tidak ke inti sel isi mRNA nya, cuma dimasukkan ke kulit," ungkapnya pada kanal YouTube IDAI dikutip Tribunnews, Rabu (26/1/2022). 

Baca juga: Cara Cek Tiket serta Jadwal Vaksin Booster di Aplikasi PeduliLindungi dan Laman pedulilindungi.id

Hal ini berlaku pada jenis atau merek vaksin Covid-19 apa pun. Baik vaksin jenis platform mRNA, inactivated vaccines dan viral vector. 

Hindra pun menyampaikan bagaimana vaksin Covid-19 saat masuk ke dalam tubuh. Vaksin Covid-19 memberikan instruksi dalam bentuk material genetik. 

Instruksi tersebut diberikan kepada tubuh kita untuk mulai membuat kekebalan tubuh. Tujuannya untuk melawan virus yang menyebabkan Covid-19. 

Baca juga: Pfizer Mulai Uji Klinis Vaksin untuk Omicron, Targetkan Siap pada Maret 2022

Walau pun begitu kata Hindra, materi genetik tersebut tidak akan pernah masuk ke dalam inti sel, tempat DNA berada. 

"Jadi yang si mRNA disuntikkan hancur karena rapuh. Tidak masuk ke ini sel, memengaruhi DNA atau mengubah DNA tersebut. Jadi video di youtube tidak tepat," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini