Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penderita penyakit asam lambung dapat berpuasa seperti biasa pada bulan Ramadan.
Dengan syarat tidak ada gejala yang membuat tubuh tidak nyaman.
Selain itu dianjurkan bagi pasien untuk tidak benar-benar kosong keadaan perutnya.
Harus segera mengisi perut secara cukup di waktu berbuka dan sahur.
Namun, dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia menyebutkan ada beberapa tanda-tanda bagi penderita asam lambung untuk tidak dapat melanjutkan puasanya.
"Kalau ada kejadian seperti ini, terpaksa puasanya dihentikan dulu. Hal ini menjadi lampu merah," ungkapnya pada siaran Radio Sonora FM dikutip Tribunnews.com, Sabtu (9/4/2022).
Baca juga: Bolehkah Penderita Asam Lambung Berpuasa Penuh di Bulan Ramadan? Berikut Penjelasan Dokter
Puasa tidak dapat dilanjutkan jika terdapat keluhan parah dari pasien asam lambung.
Pertama, ketika mencoba berpuasa, seseorang merasa mual dan muntah.
"Kalau sangat parah, lambung dapat membentuk luka hingga peradangan. Akibatnya, lambung menjadi berdarah," tambah dr Santi.
Kalau terjadi luka di dalam lambung, maka darah akan keluar lalu bercampur dengan asam lambung.
Hal ini dapat terlihat saat buang air besar.
"Darah yang bercampur asam lambung, mengubah darah merah menjadi kehitaman. Terlihat lengket, warna agak kehitaman ketika buang air besar," papar dr Santi lagi.
Jika ada tanda-tanda ini, silakan dikonsultasikan pada dokter. Apakah perlu melanjutkan puasa atau tidak.