Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman memberikan tanggapannya terkait cuaca panas yang terjadi beberapa waktu terakhir
Dicky dalam hal ini juga seorang periset di bidang global health security dan memberikan masukan atau kajian di bidang perubahan iklim. Serta dampaknya di sisi kesehatan.
"Nah saat ini untuk diketahui bahwa gelombang panas, atau pun cuaca panas ekstrim adalah suatu kondisi lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan," ungkapnya pada Tribunnews, Senin (16/5/2022).
Baca juga: Cuaca Terasa Panas, Kenali 6 Masalah Kulit yang Mungkin Terjadi
Baca juga: Bocah Asal Amerika Sempat Hilang di Taman Margasatwa Ragunan, Ini Kata Pengelola
Dan ini menurutnya merupakan dampak atau akibat suatu proses yang komplek dan komprehensif. Ada faktor lingkungan dan perilaku manusia di sana.
Yang ingin ia tekankan di sini adalah upaya mitigasi. Salah satunya perubahan perilaku dengan mengharmonisasikan kesehatan lingkungan dan hewan. Menurutnya ini suatu pendekatan yang harus mulai Indonesia kejar.
"Apa lagi kita presidensil G20. Ini yang harus diangkat untuk menyelamatkan bumi yang semakin rawan, rentan dan rusak ekosistimnya karena perilaku individu manusia dan negara yang merusak habis ekosistem lingkungan," kata Dicky menambahkan.
Dan pemanasan ini berdampak sangat besar pada kesehatan. Ia pun memprediksi jika Indonesia bisa saja mengalami suhu panas atau cuaca seperti di India yaitu lebih dari 40 derajat.
Dan hal ini tentu akan berdampak pada kelompok rawan selain berpengaruh pada sosial dan ekonomi yang menjadi rendah.
Di sisi lain, dampak cuaca panas ini berbeda bagi tiap gender. Antara laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh pada perempuan Hiponatremia itu akan jauh lebih berisiko terjadi karena suhu panas.
Hiponatremia merupakan kondisi konsentrasi natrium dalam darah lebih rendah dari angka normal.
Apa lagi pada pekerja perempuan yang terekspos panas. Termasuk di perkotaan, ditambah pula dengan polusi udara. Hal seperti ini tentu harus bukan hanya reaktif saja.
Misalnya sekadar berteduh atau mencari udara dan cukup minum. Solusi yang digunakan juga untuk bisa mencegah perburukan dan melakukan perbaikan.