Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, OHIO - Saat ini penyelidikan nasional masih terus dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) terkait kasus Hepatitis akut atau pembengkakan hati pada kelompok anak yang tidak diketahui penyebabnya.
Penyelidikan tersebut menunjukkan adanya ratusan anak yang mengalami penyakit ini di seluruh AS.
Angka terbaru menunjukkan 5 dari mereka telah meninggal dan 15 lainnya membutuhkan transplantasi hati.
Baca juga: Kemenkes: Ada 14 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia, 6 Orang Meninggal
Baca juga: Update Hepatitis Akut di Indonesia, 4 Orang Bergejala Dinyatakan Sembuh hingga Sebaran di Indonesia
Hingga saat ini belum ada indikasi positif terkait apa yang menyebabkan munculnya penyakit ini.
Namun ada beberapa pemikiran bahwa itu mungkin disebabkan oleh virus yang relatif umum yang disebut adenovirus.
Dikutip dari laman dayton247now.com, Rabu (18/5/2022), Joseph Allen dari Premier Health pun menyampaikan kerangka waktu yang membuat para ahli kesehatan menganggap virus corona (Covid-19) sebagai penyebabnya, namun tampaknya virus itu tidak terkait.
Sementara itu, CDC AS telah merilis peringatan kesehatan nasional yang memberikan informasi kepada para dokter dan pemimpin kesehatan masyarakat tentang sekelompok anak yang mengalami penyakit ini.
Perlu diketahui, Hepatitis biasanya melibatkan beberapa pembengkakan hati dan ini mengindikasikan organ hati tidak berfungsi dengan benar.
Allen menekankan bahwa ada banyak cara untuk menguji virus dan gejala untuk membantu mengetahuinya.
Namun peningkatan kasus Hepatitis ini membuat para ahli kesehatan memiliki lebih banyak pertanyaan dibandingkan jawabannya.
Gejala Hepatitis atau peradangan hati meliputi demam, kelelahan, kehilangan selera makan, mual, muntah, sakit perut urine berwarna gelap, kotoran (feses) berwarna pucat, nyeri sendi, penyakit kuning yang ditunjukkan dengan menguningnya kulit atau bagian putih mata.