Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menetapkan 19 rumah sakit rujukan kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.
Keputusan itu tertuang dalam SE tentang tata laksana hepatitis akut pada anak yang belum diketahui penyebabnya.
Juru Bicara Kemenkes RI dr. Mohammad Syahril menyebut ada 19 Rumah Saki yang telah ditutup atau ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai rumah sakit rujukan.
Baca juga: Penyebab Hepatitis Akut Masih Diteliti, Ini 6 Dugaannya
"Jadi nanti di tingkat pusat, kemudian sampai di rumah sakit daerah dan provinsi di sinilah layanan pasien hepatitis akut ini dapat dilayani mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan seterusnya. Jadi ada 19 rumah sakit yang sudah ditunjuk ucapkan sebagai rumah sakit rujukan hepatitis," kata dr. Syahril pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Berikut daftarnya:
1. RSUP H. Adam Malik Medan, Sumatera Utara
2. RSUP Dr. M. Djamin Padang, Sumatera Barat
3. RSUP Dr. Mohammad Husein Palembang, Sematera Selatan
4. RSUD Arifin Achmad, Riau
Baca juga: Cara Mencegah Hepatitis Akut, Kenali Gejala dan Penyebabnya
5. RSUD Dr. Zainoel Abidin, Aceh
6. RSUPN dr. Cipto Mangukusumo Jakarta
7. RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
8. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat
9. RSUP Dr. Kariadi Semarang, Jawa Tengah
10. RSUD dr. Moewardi, Jawa Tengah
11. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
12. RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Jawa Timur
13. RSUD Dr. Syaiful Anwar Malang, Jawa Timur
14. RSUP Sanglah Denpasar, Bali
15. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan
16. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Sulawesi Utara
17. RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat
18. RSUD Dr. Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat
19. RSUD Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Di Indonesia per tanggal 23 Mei 2022 pukul 16.00 WIB kasus kumulatif dugaan hepatitis akut ada 35 kasus. 19 kasus di antaranya discarded, dan kini ada 16 kasus dengam rincian 1 probable dan 15, pending classification.
16 kasus ini tersebar di 10 provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Barat, Banten, DIY, dan Sulawesi Selatan.