News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

CDC AS Keluarkan Peringatan Level 2 bagi Pelancong Soal Monkeypox

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Staf medis yang mengenakan peralatan pelindung memasuki area karantina pusat LSM medis Internasional Doctors Without Borders (Medecins sans frontieres - MSF), di Zomea Kaka, di wilayah Lobaya, di Republik Afrika Tengah pada 18 Oktober 2018.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ATLANTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan peringatan terkait cacar monyet (Monkeypox) kepada para pelancong.

Peringatan ini dikeluarkan setelah kasus dilaporkan terjadi di Amerika Utara, Eropa dan Australia.

Dikutip dari laman The Washington Post, Jumat (27/5/2022), peringatan Level 2 ini mendesak mereka yang hendak bepergian untuk meningkatkan kewaspadaan.

Baca juga: Capai 55 Kasus, Spanyol Putuskan akan Beli Vaksin Monkeypox

Meskipun lembaga tersebut mengatakan bahwa potensi risiko penularan bagi masyarakat umum saat ini masih tergolong rendah.

Sebelumnya, kasus penyakit langka yang dikonfirmasi ini telah ditemukan di negara-negara seperti AS, Kanada, Australia, Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, Belanda dan Israel.

"Tidak satupun dari orang-orang ini yang melaporkan bahwa mereka baru-baru ini berada di negara-negara Afrika Tengah atau Barat, di mana Monkeypox biasanya terjadi, termasuk Republik Demokratik Kongo dan Nigeria," kata peringatan CDC AS.

Roche mengklaim berhasil menemukan alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dapat mendeteksi penyakit cacar monyet (Monkeypox), saat virus itu menyebar ke luar dari negara endemik. (rte.ie)

CDC kemudian memperingatkan para pelancong untuk menghindari kontak erat dengan orang sakit maupun hewan liar seperti mamalia kecil dan primata yang hidup maupun mati.

Pelancong juga tidak disarankan untuk menyiapkan atau mengkonsumsi daging buruan liar.

Lembaga tersebut kembali mengimbau agar para pelancong menahan diri untuk tidak menggunakan produk, seperti krim, bedak, dan losion yang terbuat dari hewan liar Afrika.

Baca juga: CDC Terus Fokus Selidiki Peningkatan Kasus Hepatitis Akut pada Anak

Peringatan itu juga menekankan kepada pelancong untuk menghindari kontak dengan bahan yang digunakan oleh orang sakit atau hewan.

Monkeypox dapat menyebabkan gejala termasuk sakit kepala, nyeri otot dan demam, bersamaan dengan munculnya lesi pada tubuh.

Menurut CDC AS, penyakit ini berlangsung sekitar 2 hingga 4 minggu, dan infeksinya biasanya timbul melalui kontak dengan lesi kulit atau cairan tubuh orang maupun hewan yang telah terinfeksi.

Orang juga dapat terinfeksi melalui kontak dengan bahan yang terkontaminasi.

Penyakit ini telah berakibat fatal pada sebanyak 1 dari 10 orang di Afrika.

Gejala dan Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet, Virus yang Sedang Menghebohkan Singapura (straitstime.com)

CDC AS pun menyarankan untuk segera mencari perawatan medis jika anda memiliki ruam baru pada kulit secara tiba-tiba, menjauhkan diri dari orang lain.

Jika anda berpikir kemungkinan terinfeksi penyakit ini, maka menjauhlah dari transportasi umum hingga anda dinyatakan sembuh dari Monkeypox.

Kasus infeksi di Massachusetts adalah yang pertama diidentifikasi pada tahun ini di AS.

Otoritas kesehatan setempat pun telah berbagi informasi tentang peningkatan kasus ini.

Namun, mereka juga mengatakan bahwa virus itu secara signifikan kurang menular jika dibandingkan virus corona (Covid-19).

Presiden AS Joe Biden pun mengatakan pada Senin kemarin bahwa ia tidak berharap tindakan karantina diperlukan untuk menekan angka penyebaran Monkeypox di negara itu.

"Saya hanya tidak berpikir itu naik ke tingkat kekhawatiran yang ada seperti Covid-19, dan saya harap vaksin cacar dapat bekerja efektif untuk itu," kata Biden dalam konferensi pers.

Menurut CDC AS, studi menunjukkan bahwa vaksin cacar menunjukkan efektivitas mencapai 85 persen dalam melawan Monkeypox.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini