TRIBUNNEWS.COM - Buta warna dapat mengganggu penglihatan bahkan juga dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang.
Beberapa pekerjaan mensyaratkan untuk bebas dari buta warna, sehingga orang yang mengalami buta warna tidak bekerja di sana.
Seperti yang dialami oleh Fahri Fadillah Nur yang saat ini viral, ia gagal menjadi calon Bintara lantaran dinyatakan buta warna parsial.
Sempat lolos seleksi dengan rangking ke-35, Fahri harus dicoret menjelang pendidikan Bintara Polri setelah Polda Metro Jaya melakukan supervisi.
Buta warna adalah kondisi mata yang tidak mampu mata melihat warna secara normal.
Penderita penyakit ini sulit membedakan warna tertentu (buta warna parsial) atau bahkan seluruh warna (buta warna total).
Baca juga: Polisi Sebut Syarat Lolos Tes Buta Warna Bersifat Mutlak dalam Penerimaan Pendidikan Bintara Polri
Baca juga: Cara Mengetahui Buta Warna atau Tidak, Pria Berisiko Lebih Tinggi daripada Wanita
Mengutip penjelasan di situs RS Ciputra, buta warna dapat disebabkan akibat gen keturunan, penyakit, atau cedera mata, tapi umumnya didapat sejak lahir atau diturunkan dari orang tua.
Buta warna biasanya diwariskan dari orang tua dan umumnya penyakit ini diturunkan dari ibu ke anak laki-lakinya.
Sehingga buta warna lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Tapim pada beberapa kasus, perempuan juga memiliki peluang mengalami kondisi ini.
Untuk memastikan apakah mata seseorang mengalami buta warna atau tidak, maka perlu dilakukan tes buta warna.
Tes ini biasanya menjadi bagian dari syarat di sejumlah bidang pekerjaan khusus, seperti pilot, tentara, teknisi, hingga dokter.
Tes warna untuk mata dibagi menjadi beberapa jenis, berdasarkan pada kebutuhan pasien, yaitu tes buta warna parsial dan total.
Paling umum adalah tes Ishihara, yaitu dengan identifikasi huruf atau angka yang tersembunyi antara berbagai warna.