TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membentuk komite darurat untuk mempertimbangkan status penyakit monkeypox atau cacar monyet menjadi darurat global, Kamis (23/6/2022).
Jika berstatus darurat global, maka cacar monyet akan menjadi perhatian internasional dan pemerintah setiap negara harus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit itu.
Dikutip dari The Economist, kepastian status kedaruratan cacar monyet akan diputuskan dalam beberapa hari mendatang.
Adapun pembentukan komite darurat oleh WHO telah menuai kritik dari beberapa ahli.
Menurut mereka, keputusan WHO yang dilakukan hanya setelah penyakit itu menyebar ke negara-negara Barat telah memperkuat sikap ketidakadailan antara negara-negara kaya dan miskin selama pandemi virus Corona.
Mendeklarasikan cacar monyet sebagai darurat global berarti badan kesehatan PBB menganggap wabah itu termasuk peristiwa luar biasa dan penyakit itu berisiko menyebar melintasi lebih banyak perbatasan.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Tegaskan Kasus Cacar Monyet atau Monkeypox Belum Ada di Indonesia
Ini akan memberikan perbedaan yang sama pada cacar monyet dengan pandemi Covid-19 dan upaya berkelanjutan untuk memberantas polio.
Banyak ilmuwan meragukan deklarasi semacam itu akan membantu mengekang epidemi, karena negara-negara maju yang mencatat kasus terbaru sudah bergerak cepat untuk menghentikannya.
Pekan lalu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menggambarkan epidemi cacar monyet baru-baru ini yang diidentifikasi di lebih dari 40 negara, sebagian besar di Eropa, sebagai penyakit yang tidak biasa dan mengkhawatirkan.
Cacar monyet telah membuat orang sakit selama beberapa dekade di Afrika tengah dan barat, di mana satu versi penyakit ini membunuh hingga 10 persen orang yang terinfeksi.
Versi penyakit yang terlihat di Eropa dan di tempat lain biasanya memiliki tingkat kematian kurang dari 1 persen dan sejauh ini tidak ada kematian di luar Afrika yang dilaporkan.
"Jika WHO benar-benar khawatir tentang penyebaran cacar monyet, mereka dapat mengadakan komite darurat mereka bertahun-tahun yang lalu ketika muncul kembali di Nigeria pada tahun 2017 dan tidak ada yang tahu mengapa kami tiba-tiba memiliki ratusan kasus," kata Oyewale Tomori, ahli virologi Nigeria yang duduk di beberapa kelompok penasihat WHO.
"Agak aneh kalau WHO baru memanggil ahlinya ketika penyakit itu muncul di negara-negara kulit putih," katanya seperti dikutip AP News.
Sampai bulan lalu, cacar monyet tidak menyebabkan wabah yang cukup besar di luar Afrika.
Baca juga: Singapura Laporkan Kasus Cacar Monyet Pertama di Asia Tenggara yang Libatkan Pria Inggris