TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bulu tangkis (badminton) sejak lama memang menjadi salah satu cabang olah raga (cabor) yang paling diminati masyarakat Indonesia, baik kaum muda maupun tua.
Terlebih hingga saat ini banyak turnamen yang diadakan terkait cabor satu ini.
Masyarakat pun banyak yang menggunakan bulu tangkis sebagai salah satu alternatif kegiatan mereka dalam menerapkan pola hidup sehat.
Namun karena olah raga ini terkadang memerlukan gerakan yang kompleks, maka peristiwa cedera pun kerap dialami mereka yang berolah raga bulu tangkis.
Lalu apa saja cedera yang biasa dialami mereka yang hobi bermain bulu tangkis ?
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Sport Medicine, Injury, Recovery Center (SMIRC) Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro Jaya, dr Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO., mengatakan bahwa pemain bulu tangkis tidak hanya memerlukan kecepatan, tenaga serta kelincahan saja.
Namun juga biasanya harus melakukan gerakan melompat saat jumping smash hingga gerakan cepat dan mengubah arah saat defence.
Baca juga: Pernah Alami Cedera Lutut, Sayaka Hirota Beri Pesan Semangat kepada Yeremia
Oleh karena itu, para atlet maupun mereka yang gemar bermain bulu tangkis kerap mengalami sejumlah cedera.
"Pemain bulu tangkis membutuhkan stamina yang kuat, kelincahan, kecepatan, ketepatan, kekuatan otot, serta koordinasi motorik sendi dan otot yang baik," kata dr Antonius, dalam keterangan resminya, Kamis (30/6/2022).
Ia kemudian menjelaskan bahwa olah raga satu ini melibatkan berbagai gerakan kompleks, sesuai dengan tempo permainannya.
"Itulah mengapa jika tidak berhati-hati, cedera otot, sendi, ligamen hingga tendon rentan terjadi ketika bermain bulu tangkis," jelas dr Antonius.
Ada 6 jenis cedera yang kerap dialami mereka yang hobi bermain bulu tangkis, yakni cedera bahu, ankle, lutut, punggung, siku, dan cedera kram otot.
Cedera bahu, kata dr Antonius, biasanya disebabkan gerakan overhead atau mengayun secara cepat dan berulang.
"Tipe cedera bahu pada pemain bulu tangkis adalah overuse injury, disebabkan karena gerakan sendi bahu yang berulang," papar dr Antonius.