Kondisi ini akan menyebabkan otot-otot bahu mengalami kelelahan dan mengakibatkan stabilitas sendi bahu menjadi menurun.
"Tendonitas rotator cuff atau tendinopathy adalah kondisi cedera bahu tersering pada pemain bulu tangkis," tutur dr Antonius.
Sedangkan cedera ankle, disebabkan adanya gerakan-gerakan berubah arah dalam waktu yang cepat serta gerakan melompat dan mendarat saat melakukan jumping smash.
Dr Antonius kemudian menyebut jenis cedera lainnya yang kerap dialami pemain bulu tangkis adalah cedera lutut.
"Jenis cedera lutut yang paling sering terjadi pada olah raga bulu tangkis adalah cedera jumper's knee atau patella tendinitis yang diakibatkan gerakan melompat dan mendarat berulang, serta gerakan lunges yang berulang," jelas dr Antonius.
Cedera punggung pun sering dialami para pemain bulu tangkis karena gerakan menerjang dan menunduk saat menghadapi lawan.
"Cedera lower back pain atau cederaa punggung bawah juga sering terjadi pada pemain bulu tangkis. Kelemahan otot punggung merupakan salah satu faktor risiko dari cedera lower back pain ini," kata dr Antonius.
Selanjutnya, ada cedera siku yang disebabkan adanya beban berlebihan pada otot dan terjadi terus menerus selama memegang raket.
Kondisi ini yang dapat menimbulkan peradangan pada otot siku.
Lalu ada pula cedera kram otot yang disebabkan melakukan aktivitas olah raga tanpa pemanasan dan peregangan otot terlebih dahulu.
"Kram otot bisa terjadi di bagian tubuh manapun, tapi kram yang paling serinh biasanya muncul di kaki. Saat kram terjadi, otot akan mengalami kontraksi dan bagian tubuh yang mengalami kram akan sulit digerakkan selama beberapa detik atau bahkan beberapa menit," pungkas dr Antonius.