Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus cacar monyet (monkeypox) sampai saat ini tidak terdeteksi di Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tetap waspada dan Monkeypox baru bisa menular setelah ada gejala dari penderita.
''Ini (monkeypox) baru menular jika gejalanya sudah terlihat,'' ungkap Budi pada keterangan resmi, Kamis (27/7/2022)
Tidak seperti COVID-19, penularan virus monkeypox melalui sentuhan fisik dengan penderita. Virus ditularkan melalui cairan yang melepuh dari ruam atau bercak merah dari penderita.
Gejala awal dimulai dari demam dan merasa kurang sehat. Tapi baru diduga kuat sebagai penyakit Monkeypox setelah ada bercak merah.
Baca juga: Penyebaran Monkeypox Sudah di 75 Negara, Cegah dengan Taat Protokol Kesehatan
Bercak tersebut harus cepat diambil cairannya untuk pemeriksaan lab dan diagnosa. Biasanya penyakit ini bisa sembuh dalam waktu 2 minggu sampai 4 minggu.
Di Indonesia kasus Monkeypox tidak terdeteksi hingga saat ini. Sebelumnya ada 9 orang suspek dan dinyatakan bukan monkeypox setelah pemeriksaan Lab. Ada pula 2 orang kontak erat dari Singapura yang transit di Indonesia yang akan menuju Malaysia.
''Jadi sampai sekarang Indonesia belum ada kasus Monkeypox,'' ucap Menkes Budi.
Dikatakan Menkes, antisipasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan adalah melalui surveilans yang bagus dan pemeriksaan Lab yang maksimal. Sudah ada 1.100 Lab di Indonesia yang bisa digunakan untuk pemeriksaa monkeypox.
''Kita sudah datang kan 500 reagen dan kita tambah lagi dan sudah ada 1000,'' kata Budi menambahkan.
Terkait vaksinasi Monkeypox, kata Budi, baru ada di Amerika dan Rusia. Vaksinnya sama dengan vaksin cacar air. Cukup diberikan satu kali untuk seumur hidup.