Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Hipertensi sering disebut The Silent Killer karena sering tanpa keluhan.
Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Banyak penderita tidak mengetahui jika dirinya mengidap hipertensi.
Namun kemudian dirinya memiliki penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi.
Dikutip dari Kementerian Kesehatan, hanya sepertiga penderita hipertensi (36,8 persen) yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7 persen yang minum obat.
Dokter spesialis syaraf sekaligus Wakil Ketua InaSH dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, mengatakan, dengan bertambahnya usia maka risiko hipertensi meningkat. Risiko hipertensi meningkat tajam pada usia 45 tahun.
Pemeriksaan tekanan darah secara regular disarankan dimulai pada usia 18 tahun, terutama yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskular.
Baca juga: Risiko Riwayat Hipertensi Pada Ibu Hamil dan Bayi
Ia mengemukakan, hipertensi dapat dicegah walaupun faktor genetik dan usia sulit untuk dimodifikasi.
Namun banyak faktor risiko lain yang dapat dihindari agar tidak terjadi hipertensi dengan pola hidup sehat sejak usia dini yang dilakukan dalam keluarga dan melalui edukasi di sekolah.
Hal ini lebih mudah dibandingkan menyarankan perubahan gaya hidup bagi orang dewasa.
Selain pengukuran tekanan darah di fasilitas kesehatan, dapat juga dilakukan secara mandiri di rumah atau di komunitas tertentu yang dikenal dengan Home Blood Pressure Monitoring (HBPM) atau disebut dengan Pengukuran Tekanan Darah di Rumah (PTDR).
Seorang pengidap hipertensi sangat dianjurkan menjalankan pola makanan bergizi seimbang.
Berikut diet yang bisa dilakukan penderita hipertensi, sesuai pedoman yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan.
- Bahan Makanan yang diperbolehkan :
Bahan makanan segar antara lain beras, ubi, mie, maizena, hunkwee, terigu, gula pasir. Kacang-kacangan dan hasil olahnya, seperti kacang hijau, kacang merah, kacang kolo, tempe, tahu tawar, oncom. Minyak goreng, margarine tanpa garam, sayuran dan buah-buahan segar
Bumbu antara lain bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos, salam, sereh, dan lain-lain.
- Cara Memasak yang dianjurkan :
Dalam menumis atau memasak sebaiknya menggunakan mentega atau margarine yang tidak mengandung natrium (garam).
Untuk memperbaiki rasa masakan yang tawar, dapat digunakan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, gula, cuka, kunyit, daun salam, dan asam.
Dengan menggoreng, menumis, pepes, kukus atau memanggang juga dapat meninggikan / menambah rasa masakan sehingga tidak terasa tawar.