Para peneliti kemudian menemukan antibodi LayV pada beberapa kambing dan anjing, dan mengidentifikasi RNA virus LayV pada 27 persen dari 262 sampel tikus.
Ini menunjukkan bahwa tikus adalah reservoir untuk virus, menularkan LayV diantara hewan itu sendiri dan entah bagaimana mampun menginfeksi orang secara kebetulan," jelas Gurley.
Kendati demikian, tidak jelas bagaimana orang bisa terinfeksi di tempat pertama, 'apakah langsung dari tikus atau hewan perantara'.
"Banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana virus menyebar pada tikus dan bagaimana bisa orang terinfeksi," papar Gurley.