Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Olahraga menjadi salah satu bentuk upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh.
Namun, ada yang mengatakan jika lakukan gerakan yang sama saat olahraga dapat alami risiko cedera, benarkah?
Terkait hal ini, fitness trainer, Cantika Felder, pun memberikan tanggapan.
Menurutnya saat melakukan olahraga dengan gerakan yang sama, tubuh cenderung beradaptasi.
"Jadi kalau misalnya gerakan sama, cenderung kita itu tubuh beradaptasi. Kalau misalnya diolahraga, justru harus lebih progresif," ungkapnya pada seminar virtual, Kamis (8/9/2022).
Misalnya, awal berolahraga melakukan gerakan squad untuk pengecangan otot paha dan bokong. Permulaan hanya mampu melakukan delapan pengulangan pada gerakan ini.
Namun, lama-kelamaan otot semakin kuat. Maka, justru secara disarankan secara perlahan untuk menaikkan repitisi. Bertahap jadi dua kali lipat, misalnya 16 kali. Atau hingga 3 kali lipat yaitu 24 kali.
"Justru disarankan menaikkan repitisi atau durasi olahraga secara bertahap supaya tidak di situ saja," tegas Cantika.
Baca juga: Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Ungkap Dampak Positif Berlari Tanpa Menggunakan Alas Kaki
Ia pun mencontohkan saat berolahraga dengan media beban. Awalnya, sanggup beban satu kilogram.
Lama-lama badan pun bisa menyesuaikan, dan bisa menggunakan beban yang lebih berat, misalnya dua kilogram dan seterusnya.
"Namun yang terpenting adalah selalu dengarkan tubuh. Karena kondisi setiap tubuh berbeda," pungkasnya.