TRIBUNNEWS.COM - Beberapa orang mungkin tak sadar telah mengonsumsi banyak gula dalam satu hari.
Padahal, terlalu banyak mengonsumsi gula tak baik bagi kesehatan.
Kementerian Kesehatan telah merekomendasikan batas tambahan gula tambahan, yakni 10 persen dari asupan kalori harian.
Jadi misal asupan kalori harian 2000 kalori, maka gula tambahan harus kurang dari 200 kalori.
Atau setara dengan empat sendok makan gula per orang per hari (50 gram/orang/hari).
Mengutip Medical News Today, Organinasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyarankan agar mengonsumsi gula tambahan tak lebih dari lima persen dari kalori harian.
Baca juga: Es Teh Indonesia Viral soal Kadar Gula, Berapa Batas Konsumsi Gula Setiap Hari? Ini Penjelasannya
Nah, lantas apa yang terjadi dalam tubuh jika terlalu banyak mengonsumsi gula?
Beberapa akan mengalami gejala berikut ini setelah mengonsumsi gula:
- Tingkat energi rendah
Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa 1 jam setelah konsumsi gula, peserta merasa lelah dan kurang waspada dibandingkan kelompok yang mengontrol asupan gula.
- Suasana hati yang buruk
Studi prospektif tahun 2017 menemukan bahwa asupan gula yang lebih tinggi meningkatkan tingkat depresi dan gangguan mood pada pria.
- Kembung
Menurut Johns Hopkins Medicine, jenis gula tertentu dapat menyebabkan kembung dan gas pada orang yang memiliki kondisi pencernaan, seperti irritable bowel syndrome (IBS) atau pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil (SIBO).
Risiko Makan Terlalu Banyak Gula
Mengkonsumsi terlalu banyak gula juga dapat berkontribusi pada masalah kesehatan jangka panjang, seperti:
1. Kerusakan gigi
Gula memberi makan bakteri yang hidup di mulut.
Ketika bakteri mencerna gula, mereka menciptakan asam sebagai produk limbah.
Asam ini dapat mengikis email gigi, menyebabkan lubang atau gigi berlubang.
Orang yang sering makan makanan manis, terutama di antara waktu makan sebagai camilan atau minuman manis, lebih mungkin mengalami kerusakan gigi.
2. Jerawat
Sebuah studi tahun 2018 terhadap mahasiswa di China menunjukkan bahwa mereka yang minum minuman manis tujuh kali per minggu atau lebih cenderung mengembangkan jerawat sedang atau parah.
Selain itu, sebuah studi tahun 2019 menunjukkan bahwa menurunkan konsumsi gula dapat menurunkan faktor pertumbuhan seperti insulin, androgen, dan sebum, yang semuanya dapat menyebabkan jerawat.
3. Kenaikan berat badan dan obesitas
Gula dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh yang mengontrol berat badan seseorang.
Hormon leptin memberi tahu otak bahwa seseorang sudah cukup makan.
Namun, menurut studi pada hewan di tahun 2008, diet tinggi gula dapat menyebabkan resistensi leptin.
Ini mungkin berarti, bahwa seiring waktu, diet tinggi gula mencegah otak mengetahui kapan seseorang sudah cukup makan.
Namun, para peneliti belum menguji ini pada manusia.
4. Diabetes dan Resistensi Insulin
Kadar gula yang tinggi dalam makanan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dari waktu ke waktu.
Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal (NIDDK) Sumber Tepercaya menambahkan bahwa faktor risiko lain, seperti obesitas dan resistensi insulin , juga dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
5. Penyakit kardiovaskular
Sebuah jurnal mengungkapkan, bahwa mereka yang mendapat 17-21 persen kalori harian dari gula tambahan memiliki risiko 38 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular (CVG) dibandingkan mereka yang mengonsumsi delapan persen gula tambahan.
Bagi mereka yang mengonsumsi 21 persen atau lebih, risiko CVD berlipat ganda
6. Tekanan darah tinggi
Sebuah studi tahun 2011 menemukan hubungan antara minuman manis dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Sebuah ulasan juga menyatakan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko CVD.
Ini mungkin berarti bahwa gula memperburuk kedua kondisi tersebut.
7. Kanker
konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan peradangan, stres oksidatif, dan obesitas.
Faktor-faktor ini mempengaruhi risiko seseorang terkena kanker.
8. Penuaan kulit
Kelebihan gula dalam makanan mengarah pada pembentukan produk akhir glikasi lanjut (AGEs), yang berperan dalam diabetes.
Cara Mengurangi Asupan Gula
- Periksa label makanan instan yang manis
- Kurangi makanan dengan tambahan gula
- Hindari makanan olahan secara umum
(Tribunnews.com, Renald)