TRIBUNNEWS.COM - Bipolar merupakan sebuah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrim.
Perubahan suasana hati yang ekstrim tersebut meliputi kondisi emosi tinggi (sangat senang dan disebut sebagai fase mania atau hipomanik untuk yang lebih ringan) dan emosi terendah (sangat murung).
Saat sedang di masa terendah, mungkin penderita merasa sedih atau bahkan kehilangan minat untuk beraktivitas.
Namun ketika dalam mania atau hipomania, penderita bisa sangat merasa senang atau euforia dan penuh energi.
WHO mencatat, pada 2019 lalu, ada 40 juta orang mengalami gangguan bipolar.
Orang dengan gangguan bipolar mengalami fase depresi bergantian dengan periode mania.
Baca juga: Stigma Negatif Masyarakat Bikin Penderita Gangguan Kesehatan Mental Termarjinalkan
Melansir Mayoclinic, perubahan suasana hati dapat terjadi jarang atau hanya beberapa kali dalam setahun.
Meskipun gangguan bipolar merupakan kondisi yang dialami seumur hidup, namun penderita bisa mengelola perubahan suasana hati dan gejala lainnya dengan mengikuti perawatan.
Banyak kasus gangguan bipolar yang bisa diobati dengan konseling atau dengan obat-obatan.
Gejala Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar membuat perubahan suasana hati dan perilaku yang tak terduga dan mengakibatkan penderitanya kesulitan dalam menjalani hidup.
Tiap penderitanya memiliki gejala bipolar yang berbeda-beda.
Karena memiliki dua suasana hati yang bertolak belakang (Mania-hipomania dan depresi), berikut gejala-gejalanya:
Mania dan hipomania