TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini gejala ginjal akut pada anak yang perlu diwaspadai.
Gagal ginjal akut misterius pada anak disebut juga Acute Kidney Injury (AKI), yakni terjadinya penurunan yang cepat dan tiba-tiba pada fungsi ginjal.
Hingga 18 Oktober 2022, temuan kasus gagal ginjal akut pada anak telah dilaporkan sebanyak 206 dari 20 provinsi.
Lebih lanjut, laporan angka kematian akibat gagal ginjal akut yakni sejumlah 99 anak.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, gagal ginjal akut ditandai dengan penurunan volume buang air kecil atau bahkan tidak buang air kecil sama sekali.
Baca juga: FAKTA Penyakit Gagal Ginjal Akut di Indonesia, Kasus di Daerah hingga Penjualan Obat Sirup Disetop
Selengkapnya, simak gejala gagal ginjal akut berikut ini.
Gejala Gagal Ginjal Akut
- Diare, mual, muntah
- Demam, batuk, pilek selama tiga hingga lima hari
- Sering mengantuk
- Penurunan volume buang air kecil
- Tidak bisa buang air kecil sama sekali selama 6-8 jam (saat siang hari)
- Perubahan warna pada urine, berubah menjadi pekat atau kecoklatan
Kementerian Kesehatan (Kemkes) meminta agar para orang tua yang memiliki anak usia 0-18 tahun aktif melakukan pemantauan umum dan gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut.
Segera bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut apabila mengalami gejala gagal ginjal seperti disebutkan di atas.
Sebagai upaya pencegahan, Kemkes mengimbau agar orang tua tetap memastikan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan, mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, tidak jajan sembarangan, minum air matang dan pastikan imunisasi anak rutin dilakukan.
Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat dengan baik dan benar sesuai dengan resep dokter maupun informasi yang tertera di kemasan obat.
Dikutip dari laman Kemenkes, berikut ini langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk memastikan konsumsi obat dengan benar dan aman bagi tubuh:
1. Gunakan obat sesuai aturan pakai
2. Jangan konsumsi obat melebihi dosis yang ditentukan
3. Baca peringatan dalam kemasan obat
4. Pastikan obat tidak kadaluwarsa
5. Jangan konsumsi sisa obat sirup yang sudah terbuka dan disimpan lama
6. Hindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu untuk mencegah terjadinya resistensi
7. Laporkan efek samping obat yang anda rasakan kepada tenaga kesehatan terdekat atau melalui aplikasi layanan BPOM Mobile
8. Dapatkan obat dari sarana pelayanan kefarmasian yang resmi atau berizin
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)