Mengenal Apa Itu Dietilen Glikol, Zat Berbahaya Perusak Ginjal
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dietilen Glikol (DEG) adalah pelarut dan bahan yang umum digunakan dalam berbagai produk komersial.
Zat kimia ini pun dikenal dalam sejarah reaksi obat yang merugikan.
Perlu diketahui, bencana obat besar pertama dalam sejarah abad ke-20 dari kontrol publik terhadap obat-obatan terjadi pada di Amerika Serikat (AS pada 1937 dan melibatkan dietilen glikol.
Baca juga: Ciri-ciri Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak, Kenali Faktor Penyebabnya
Dikutip dari laman www.sciencedirect.com, Jumat (21/10/2022), seorang apoteker memperkenalkan obat Elixir Sulfanilamide yang terdiri dari sulfanilamide yang dilarutkan dalam dietilen glikol.
Obat itu telah diuji untuk rasa, penampilan dan aroma, tetapi tidak untuk keamanan.
Setelah meminum obat tersebut, lebih dari 100 pasien meninggal dalam level sakit yang parah, banyak diantara mereka merupakan anak-anak, yang diberikan Elixir Sulfanilamide untuk sakit tenggorokan dan batuk.
Kemarahan publik setelah insiden tersebut pun menciptakan dukungan untuk Undang-undang (UU) yang diusulkan untuk memperkuat kontrol publik terhadap obat-obatan yang tertunda di Kongres AS.
Maka, UU Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik AS pada 1938 pun muncul, dan masih menjadi landasan hukum negara itu untuk kontrol publik terhadap obat-obatan serta perangkat yang dimaksudkan untuk digunakan dalam diagnosis, penyembuhan, pengurangan, pengobatan, atau pencegahan penyakit di manusia atau hewan.
Ini telah menjadi model untuk UU serupa di banyak negara lainnya.
UU Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik AS pada 1938 melarang peredaran obat-obatan baru, kecuali obat tersebut aman untuk digunakan di bawah petunjuk pemakaian yang ditentukan pada labelnya.
UUtersebut juga secara tegas mewajibkan pelabelan produk obat dengan petunjuk penggunaan yang memadai.
Toksikokinetik
Dietilen glikol secara cepat diserap dan didistribusikan ke ginjal, otak, hati, limpa, dan jaringan adiposa.
Ginjal menerima sebagian besar DEG, volume distribusi DEG pada manusia memang belum diketahui.
Setelah dianggap dimetabolisme menjadi etilen glikol dan selanjutnya menjadi asam oksalat, kini diketahui bahwa ikatan eter relatif stabil dan DEG dimetabolisme oleh alkohol dehidrogenase (ADH) menjadi asam hidroksietoksiasetat (HEAA) dan asam diglikolat (DGA).
Asam diglikolat baru-baru ini diidentifikasi sebagai metabolit nefrotoksik utama pada keracunan DEG.
Dietilen glikol telah terdeteksi dalam air minum, air tanah, air permukaan dan udara dalam ruangan yang dihasilkan dari pelepasannya ke lingkungan dari produksi dan penggunaannya.
Keracunan Etilen Glikol
Dietilen dan polietilen glikol telah digunakan sebagai pengganti propilen glikol yang murah sebagai pembawa dalam sediaan obat sirup untuk anak.
Namun epidemi gagal ginjal akut (AKI) yang diinduksi dietilen glikol telah dilaporkan terjadi di India dan Bangladesh.
Dalam satu penelitian besar, 236 kematian tercatat diantara 339 anak-anak yang mengalami gagal ginjal akut yang tidak dapat dijelaskan di rumah sakit anak-anak di Dhaka, Bangladesh.
Sebanyak 51 anak telah mengkonsumsi merek acetaminophen (parasetamol) yang diketahui mengandung dietilen glikol, sedangkan 85 persen dari pasien yang tersisa telah menelan obat ampuh yang tidak diketahui mereknya untuk mengobati demam.
Kemungkinan mereka mengalami hepatomegali, edema, hipertensi, asidosis parah, tingkat kreatinin serum yang lebih tinggi.
Namun di rumah sakit negara itu, angka kematian lebih tinggi tercatat pada pasien dengan dugaan keracunan.
Dalam laporan lain, 14 pasien meninggal karena gagal ginjal akut setelah pemberian gliserol untuk menurunkan tekanan intrakranial atau intraokular.
Analisis sediaan ini menunjukkan bahwa obat itu mengandung 70 persen etilen glikol.
Hasil otopsi pun mengungkapkan nekrosis kortikal akut sebagai lesi yang paling sering.
Dietilen glikol merupakan cairan higroskopis yang terasa manis, tidak berwarna, tidak berbau, dan biasa digunakan dalam sediaan komersial antibeku, minyak rem, rokok, dan beberapa pewarna.
Zat ini adalah pelarut yang sangat baik untuk banyak zat yang relatif tidak larut.
Dietilen glikol juga biasa digunakan dalam pengobatan manusia, sama seperti asetaminofen dan sulfanilamide, sengaja atau tidak sengaja dapat menyebabkan keracunan pada manusia, beberapa berakibat fatal.
Zat ini mencemari pengiriman gliserin yang diimpor ke Haiti dari China melalui Eropa.
Gliserin ini digunakan dalam banyak produk farmasi cair yang diproduksi secara lokal, termasuk sirup asetaminofen, dan konsumsi produk ini menyebabkan banyak kasus kematian terkait gagal ginjal.
Karena toksisitasnya, dietilen glikol tidak diperbolehkan dimasukkan dalam makanan dan obat-obatan.
Dietilen glikol mempengaruhi jantung, sistem pernafasan, hati, pankreas dan ginjal.
Perubahan biokimia yang terkait dengan toksisitas termasuk peningkatan kadar enzim hati, serta peningkatan kadar BUN dan kreatinin serum.
Presentasi klinis ditandai dengan penyakit prodromal nonspesifik, dan dalam waktu 2 minggu diikuti oleh gagal ginjal anurik, pankreatitis, hepatitis dan disfungsi neurologis, lalu berkembang menjadi koma.
Histopatologi jaringan ginjal menunjukkan nekrosis tubular akut dengan regenerasi dan edema interstisial.