Data KPCDI mencatat, sebelum kejadian maraknya gagal ginjal akut saat ini, dalam beberapa kasus pun para orang tua harus menempuh jarak ratusan ribu kilometer dari daerah asal ke Jakarta.
Karena anaknya harus mendapatkan rujukan demi mengobati penyakitnya.
Ironisnya, di Jakarta baru ada dua fasilitas kesehatan yakni RS Cipto Mangungkusumo dan RS Harapan Kita yang memiliki fasilitas kesehatan gagal ginjal pada anak.
Di sisi lain, pemerintah pusat dan daerah juga harus bergerak cepat dalam memaksimalkan seluruh faskes yang ada di daerah, menyisir pasien dan melakukan deteksi dini.
Faskes pertama juga diharapkan bisa menjadi tempat terdepan dalam melakukan penanganan sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke kota.
Baca juga: Cara Kerja Fomepizole, Obat yang Didatangkan untuk Obati Gagal Ginjal Akut Misterius
Penyakit gagal ginjal sangat cepat memburuk dan berpotensi mengakibatkan kematian jika penanganannya lambat.
Petrus pun menyebutkan bukan tidak mungkin angka kematian bisa terus meningkat.
Jika, pemerintah tidak sungguh-sungguh menangani kasus gagal ginjal akut pada anak.
Serta, membangun fasilitas kesehatan yang memadai di seluruh wilayah Indonesia.
Apalagi, tidak semua orang tua memiliki biaya untuk datang ke Jakarta demi mengobati anaknya.
“Faskes pertama harus melakukan tindakan preventif dan promotif, bagaimana berhubungan dengan masyarakat, bagaimana bahayanya penggunaan obat secara bebas, bahwa sebisa mungkin sakit diobati di faskes dan bukan diobati secara mandiri,” tutupnya.