Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kemunculan penyakit polio di Aceh beberapa waktu lalu menjadi pertanda rendahnya imunisasi pada anak.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Anggraini, Sp A (K) menyebutkan ada penyebab kenapa imunisasi pada anak jadi rendah.
Baca juga: Bom Bunuh Diri Taliban Pakistan Serang Polisi Pengawal Tim Vaksinasi Polio, 4 Orang Meninggal Dunia
"Memang sejak sukses dengan vaksinasi, orangtua, masyarakat menjadi kurang aware terhadap bakteri, virus dan lainnya yang masih ada di sekitar kita," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Jumat (2/12/2022).
Menurut dr Anggraini itu rendahnya cakupan imunisasi karena orangtua merasa sudah tidak ada penyakit lagi.
Sehingga tidak perlu dilakukan imunisasi pada anak
Kedua, rasa takut untuk datang ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan imunisasi di masa Covid-19.
"Kedua hal tersebut membuat cakupan imunisasi di seluruh dunia turun. Namun Indonesia kelihatan paling terdampak hal itu," katanya lagi.
Baca juga: Komisi IX DPR Minta Pemerintah Galakkan Kembali Imunisasi Polio Nasional
Padahal, imunisasi untuk anak bersifat gratis dan ada di posyandu atau di sekitar masyarakat.
"Jika diabaikan atau turun, banyak penyakit yang bisa dialami anak. Tidak hanya menjadi sakit kemudian diobati. Komplikasi bermacam-macam, sampai menimbulkan kematian," tegasnya.
Lebih lanjut dr Anggraini menambahkan jika satu wabah polio saja dapat menjadi perhatian global.
Baca juga: Bisakah Polio Diobati? Begini Kata Dokter
Dr Anggraini mengimbau, jika penyakit infeksi dapat dicegah dengan imunisasi.
"Anak-anak harus punya kekebalan agar tidak sakit, cacat dan meninggal. Semua itu bisa didapatkan gratis," pungkasnya.