News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sebanyak 23 Persen Bayi yang Lahir di Indonesia Dalam Keadaan Stunting

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENCEGAHAN STUNTING - Seorang ibu membaca brosur kesehatan yang disediakan dalam pemeriksaan Balita rutin satu bulan sekali di Taman Posyandu Delima, RW 03 Kelurahan Madyopuro, Kota Malang, Kamis (19/12/2019). Setelah sukses mengoptimalisasikan Posyandu Balita untuk menurunkan angka stunting di Kota Malang dari 22 persen ke 17,8 persen, Pemkot Malang berencana mengembangkan Posyandu Remaja untuk edukasi reproduksi dan upaya hidup sehat sejak remaja. Dengan edukasi dan pemahaman kesehatan yang tersosialisasikan secara luas, Pemkot Malang optimis dapat menekan angka stunting di Kota Malang. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan ada 23 persen bayi yang lahir di Indonesia dalam keadaan stunting.

Hal ini dipengaruhi oleh kondisi gizi ibu hamil sejak masa remaja, termasuk tingginya anemia pada ibu hamil dan remaja putri.

Baca juga: Tidak Hanya Ibu, Ayah Juga harus Terlibat dalam Program Edukasi Stunting

Setelah lahir angka stunting meningkat signifikan pada usia 6-23 bulan sebesar 1,8 kali.

Dikarenakan kurangnya asupan protein hewani serta pola pengasuhan makanan (parenting) yang tidak tepat.

Oleh karenanya pemerintah menargetkan penurunan angka stunting melalui gerakan ibu hamil sehat.

"Kita ingin memastikan bahwa angka 23 persen ini turun melalui gerakan bumil sehat. Kita saat ini fokus pada sebelum lahir sehingga awal kehidupan bisa diawali dengan baik untuk anak kita,'' ungkap Dirjen Kesehatan masyarakat dr. Maria Endang Sumiwi, MPH pada laman resmi Kemenkes dikutip Tribunnews, Rabu (14/12/2022).

Upaya ini termasuk dalam intervensi spesifik stunting sebelum kelahiran.

Baca juga: 70 Persen Kasus Stunting Disebabkan Faktor Sensitif, BKKBN dan TNI AD Latih Babinsa

Target penurunan stunting tahun 2024 adalah 14 persen dari 24,4 persen tahun 2021; atau sekitar 3,5 persen per tahun sesuai dengan target presiden Joko Widodo.

Pemerintah telah memetakan ada 12 provinsi prioritas penurunan stunting yang memiliki jumlah atau prevalensi tertinggi stunting.

Intervensi spesifik stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran.

Intervensi spesifik tersebut meliputi intervensi yang dilakukan sebelum lahir dan setelah lahir.

Stunting dapat dicegah dengan pemenuhan nutrisi ibu hamil pada 1.000 hari pertama kehidupan anak. (Shutterstock)

Upaya ini dilakukan pada remaja putri dan ibu hamil dan setelah lahir pada balita.

''Terutama yang kalau stunting kita sangat ingin mengejar pada 1000 HPK. Jadi kita pastikan sejak awal kehidupan semua faktor pertumbuhan terpenuhi,'' kata dr. Endang menambahkan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini