Organisme ini biasa disebut amoeba pemakan otak karena dapat menyebabkan infeksi otak ketika air yang mengandung amoeba naik ke hidung.
Hanya sekitar tiga orang di Amerika Serikat yang terinfeksi setiap tahun, namun infeksi ini biasanya berakibat fatal.
Laporan pertama yang mengidentifikasi infeksi ini diterbitkan pada tahun 1965 di Australia.
Laporan tersebut mengidentifikasi tiga infeksi fatal dari tahun 1965 dan satu dari tahun 1961.
Infeksi yang disebut juga Primary amoebic meningoencephalitis (PAM) ini secara luas dianggap fatal.
Dari tahun 1962 hingga 2021 hanya empat dari 154 orang di Amerika Serikat yang selamat setelah tertular infeksi amoeba pemakan otak.
Baca juga: Meningitis Rentan Menyerang Balita dan Lansia, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Infeksi sulit terdeteksi
Penyakit ini sulit dideteksi pada tahap awal karena menyebar dengan cepat.
Biasanya, penyakit ini ditemukan setelah pasien meninggal.
Penyakit amoeba pemakan otak memiliki dua rangkaian gejala.
Pada tahap pertama, pasien dapat mengalami sakit kepala bagian depan yang parah, demam, mual, dan muntah.
Kemudian, gejala tahap kedua termasuk leher kaku, kejang, perubahan status mental, dan halusinasi.
Dalam kasus yang serius, pasien bahkan bisa mengalami koma.
Menurut CDC, saat ini tidak ada bukti penularan infeksi Naegleria fowleri dari manusia ke manusia.
Infeksi ini juga tidak bisa menyebar melalui uap air atau tetesan aerosol.
Saat ini belum ada vaksin tetapi penyakit ini dapat diobati dengan beberapa kombinasi obat, seperti amfoterisin B, azitromisin, flukonazol, rifampisin, miltefosine, dan deksametason, yang digunakan pada kasus pasien yang selamat dari infeksi.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Meningitis