Perempuan berhijab ini mengimbau orangtua untuk bijaksana dalam memilih jajanan
bagi anak dengan mengutamakan makanan sehat bergizi.
"Bagi orangtua untuk hati hati dalam memberikan pangan bagi anaknya terutama karena anak anak ini masih dalam pertumbuhan sehingga makanan sehat bergizi lebuh diutamakan daripada jajanan," pesan dia.
Sementara itu Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan,
pihaknya akan melakukan pengawasan bersama instansi terkait seperti Dinas
Kesehatan di tingkat kabupaten/kota serta BPOM.
"Akan kita koordinasikan dengan bersama Dinkes dan BPOM untuk mendukung pengawasan," ujarnya.
Ibrahim mengatakan bakal mengambil langkah tindak lanjut jika ditemukan laporan dan
unsur pidana dalam kasus ciki ngebul ini.
"Kita merespons jika ada laporan dan jika ada unsur pidananya, maka akan kita proses, untuk teknisnya akan kita koordinasikan," tuturnya.
Pedagang Heran
Sementara itu salah seorang pedagang cikbul mengaku heran ada korban akibat
mengkonsumsi produk jajanan berasap yang menggunakan nitrogen tersebut.
Pedagang yang enggan disebutkan namanya tersebut mengaku sudah setahun lebih
berjualan produk tersebut tapi baru kali ini ada kasus keracunan.
"Saya sudah setahun lebih aman-aman saja, makanya kaget ada yang keracunan baca
di berita,"ujarnya.
Dia membeli nitrogen sebanyak lima liter untuk lima hari. Selama penggunaan tersebut
nitrogen yang ada tidak bakal kedaluwarsa.
"Jadi kalau beli nitrogen lima hari sehari habis dalam lima hari. Enggak akan kedaluwarsa kata tokonya,"ujar pedagang
tersebut.(Tribun Network/nin/rin/wly) (Tribun Tren/Galuh Palupi) (Kompas.com)