Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program jaminan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah untuk masyarakat yaitu BPJS Kesehatan juga menjamin berbagai pelayanan kesehatan gagal ginjal, termasuk transplantasi ginjal. 

"Sekarang ini BPJS mengganti kira-kira 400 juta, untuk transplantasi ginjal," ungkap Ketua ASRI Urology Center (AUC) Dr. dr. Nur Rasyid, SpU (K) di acara launching Transplantasi Ginjal Siloam Hospital ASRI di Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Biaya tersebut terhitung cukup untuk biaya transplantasi dan pengobatan setelah tindakan. Namun masih ada biaya tambahan pada persiapan sebelum transplantasi.

"Apakah itu cukup? Cukup kalau itu biaya setelah masuk. Kadang pasien menambah biaya persiapan karena sebelum dia transplantasi harus dicek gambar pembuluh darahnya," paparnya lagi. 

Pemeriksaan ini dilakukan oleh penerima dan pendonor. Dari pemeriksaan itu dilihat bagaimana kecocokan darahnya.

"Itu (pemeriksaan) juga lumayan nilainya bisa hampir 100 juta," ucap dr Nur Rasyid. 

Sedangkan biaya kontrol dan obat-obatan pasca operasi telah dicover oleh pihak BPJS kesehatan. 

Baca juga: Transplantasi Ginjal Tidaklah Mudah, Ini Syarat Bagi Penerima Donor

"Karena kalau hanya dicover selama tindakan, orangnya bisa meninggal karena tidak minum obat untuk penolakan. Itu (makanya) dicover oleh BPJS," kata Nur menambahkan. 

Dia menjelaskan, tingkat keberhasilan cangkok ginjal di Indonesia terbilang baik yaitu di atas 95 persen. 

Baca juga: Gagal Ginjal Kronik Meningkat, RS Siloam ASRI Luncurkan Layanan Transplantasi Ginjal

"Secara internasional kalau sebuah center di atas 65 persen, maka center itu baik. Baik dari segi pencocokan, prosedur hingga pengawasan pasca tranplantasi berlangsung dengan baik," pungkasnya.