Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emisi karbon menjadi salah satu penyebab perubahan iklim di dunia.
Emisi karbon sendiri adalah gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon, seperti bahan bakar kendaraan.
Kemunculan kendaraan listrik dianggap sebagai salah satu solusi pengurangan kadar polusi udara.
Hal ini pun diamini oleh Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Prof Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K).
"Jadi memang salah satu upaya untuk mengurangi polusi adalah kita harus menggunakan kendaraan dengan bahan bakar bebas dari fosil ya," ungkapnya pada konferensi virtual diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kamis (19/1/2023).
Bahan bakar dari fosil telah diketahui lama berpotensi menimbulkan terjadinya polusi udara.
"Dengan mekanisme yang baru, keberadaan teknologi seperti mobil listrik, penggunaan bahan bakar itu dapat dikurangi. Maka emisi dari kendaraan jauh menurun," paparnya lagi.
Baca juga: Polusi Bisa Picu Terjadinya Asma Pada Anak
Ia pun mengungkapkan salah satu hasil riset yang ada di luar negeri dan cukup menarik dari kendaraan listrik.
Dari riset tersebut mengungkapkan bahwa kendaraan listrik dapat mengurangi polusi hingga hampir 50 persen.
Ketika 50 persen polusi dikurangi oleh kendaraan listrik, maka dampak kesehatan akan berkurang.
Menurut Agus, kendaraan listrik menjadi salah satu rekomendasi untuk mengurangi emisi akibat bahan bakar fosil.
Namun saat ini, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah kendaraan yang beredar adalah menggunakan transportasi umum.
"Maka jumlah kendaraan beredar akan berkurang. Ketika berkurang, emisi kendaraan menjadi sedikit. Apa lagi transportasi seperti MRT yang menggunakan listrik," tegasnya.
Artinya jumlah emisi kendaraan semakin menurun dan itu berdampak pada kualitas udara yang ada.