Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nikotin dan TAR adalah dua bahan kimia dalam rokok yang masih sering disalahpahami tentang dampaknya bagi perokok.
Selama ini, nikotin dilabeli sebagai zat yang paling berbahaya bagi kesehatan ketimbang TAR. Lantas, manakah yang sebenarnya lebih berbahaya?
Rupanya, nikotin bukan karsinogen dan juga tidak menjadi penyebab utama atas bahaya rokok.
Hal ini disampaikan baik oleh peneliti dari universitas ternama nasional, maupun lembaga riset di Inggris Raya, negara yang menempati peringkat ketiga di dunia untuk penelitian ilmiah yang diterbitkan.
Peneliti dari Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB) Mohammad Khotib menjelaskan, nikotin adalah senyawa kimia yang secara alami terdapat pada tembakau.
Senyawa tersebut masuk ke dalam golongan alkaloid. Nikotin sebenernya juga dapat ditemukan pada beberapa tanaman lainnya seperti kentang, terong, dan tomat, namun konsentrasinya masih kecil.
“Secara kimia, nikotin adalah senyawa tunggal. Nikotin kecenderungannya lebih ke arah adiktif sehingga menciptakan ketergantungan,” kata Mohammad Khotib dalam keterangannya, Selasa (21/2/2023).
Hal tersebut diperkuat dengan penjelasan dari Cancer Research UK, organisasi penelitian kanker independen dari Inggris.
Dikutip dari laman resminya, Cancer Research UK menyebutkan bahwa nikotin bukan pemicu utama atas dampak berbahaya dari merokok. Nikotin juga bukan penyebab utama kanker.
Lalu, bagaimana dengan TAR? TAR bukan senyawa alami seperti nikotin, karena muncul dari pembakaran.
Khotib menjelaskan, berbeda dengan nikotin, TAR merupakan kumpulan dari berbagai senyawa yang timbul dari proses pembakaran pada rokok.
Berdasarkan karakteristik yang bersumber dari sejumlah riset, TAR diidentifikasi mengandung senyawa-senyawa karsinogenik.
“Efek negatif TAR itu yang dominannya adalah karsinogenik. Hal ini yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kalau nikotin kecenderungannya karena efek adiktifnya,” jelasnya.