TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah penjelasan mengenai dampak jangka panjang dari stunting.
Stunting merupakan permasalahan gizi kronis karena kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Permasalah Stunting, menurut data UNICEF didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan.
Selain mengalami pertumbuhan terhambat, stunting juga kerap kali dikaitkan dengan penyebab perkembangan otak anak yang tidak maksimal.
Para orang tua wajib mengetahui dampak panjang dari stunting yang terjadi pada anak.
Lantas apa saja dampak jangka panjang dari stunting?
Baca juga: Bayi Prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah Berisiko Mengalami Stunting
Simak beberapa penjelasan terkait dampak jangka panjang dari Stunting yang Tribunnews kutip dari beberapa sumber berikut ini.
Dampak Jangka Panjang dari Stunting
Dilansir dari jurnal berjudul "Impact of Stunting on Development of Children between 1-3 Years of Age” yang diterbitkan di Ethiop J Health Sci, tahun 2022, terdapat dampak jangka panjang dari Stunting.
Dampak jangka panjang dari stunting yaitu:
- Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa sehingga anak lebih pendek dibandingkan anak normal
- Risiko obesitas dan penyakit lain meningkat,
- Kesehatan reproduksi menurun
- Kapasitas belajar dan performa saat masa sekolah menjadi kurang optimal
- Dapat menyebabkan produktivitas
- Kapasitas kerja yang tidak maksimal.
Berdasarkan penelitian Dokter Spesialis RSD Mangusada Kabupaten Bandung, dampak jangka panjang dari stunting yaitu menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit.
Adapun resiko tinggi yang akan muncul antara lain:
- penyakit diabetes,
- kegemukan,
- penyakit jantung dan pembuluh darah,
- kanker,
- stroke,
- dan disabilitas pada usia tua.
Baca juga: Bagaimana Mengetahui Anak Stunting? Berikut Cara Pencegahan Stunting
Pengaruh Stunting dalam jangka panjang juga dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Berdasarkan jurnal yang diterbitkan Universitas Lampung berjudul Pengaruh Stunting terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar, dampak jangka panjang Stunting terhadap prestasi belajar ketika tidak optimalnya kapasitas belajar.
Tidak optimalnya kapasitas belajar dan performa saat masa sekolah, tentu akan menyebabkan tidak maksimalnya produktivitas dan kapasitas kerja.
Jika anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tidak maksimal akibat stunting pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Serta meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan di suatu negara.
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan himbauan cara mencegah Stunting, sebelum terjadinya efek jangka panjang yang terjadi.
Simak cara mencegah dampak jangka panjang dari Stunting, mengutip yankes.kemkes.go.id, berikut ini.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Stunting pada Anak, Berikut Cara Pencegahannya
Cara Mencegah Stunting
1. Saat Remaja
Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.
2. Saat Masa Kehamilan
Disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter.
Perlu juga memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan.
Dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.
3. Balita
- Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif.
Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau ke Posyandu dan Puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
Baca juga: Dampak Stunting pada Balita dalam Jangka Pendek dan Panjang
- Imunisasi
Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit.
- ASI Eksklusif
Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia enam bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.
- Pemantauan tumbuh kembang weight faltering (kenaikan berat badan yang tidak cukup)
4. Gaya Hidup Bersih dan Sehat
Terapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, sanitasi sehat, dan lain sebagainya.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)