Prof Raymon yang juga menjabat sebagai Director of Research and Business Development Dexa Group, ini Jaya tersebut, telah menjelajahi dunia sains hingga ke negeri Paman Sam.
Pada 1991 silam, Guru besar dan peneliti di Fakultas Bioteknologi Universitas Katolik Indonesia Atma diajak seorang astronot wanita dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bernama Dr. Millie Hughes-Fulford untuk terlibat proyek penelitian Spacelab Life Sciences (SLS 1).
Proyek tersebut diterbangkan pesawat ulang alik ke luar angkasa dalam untuk penelitian osteoporosis pada astronot yang berada di gravitasi nol.
Prof. Raymond mengembangkan karir dalam penelitian obat dari bahan sintetik organik sejak ia menimba ilmu hingga tingkat Post Doctoral Fellow di Universitas Kalifornia, San Francisco.
Ia bisa disebut sebagai salah satu putra Indonesia yang pertama kali mempelajari ilmu rekayasa genetika di era ’80-an, karena pada kurun waktu tersebut, ilmu rekayasa di Amerika Serikat baru berkembang dan di Indonesia belum sepenuhnya didalami.
Akhirnya pada awal 2000-an, Prof. Raymond terpanggil untuk kembali ke Tanah Air dan berkarier di perusahaan farmasi terkemuka, PT Dexa Medica.
Ketika itu pendiri PT Dexa Medica, (Alm.) Rudy Soetikno memiliki visi untuk mengembangkan obat-obatan dari kekayaan alam Indonesia. Kemudian di tahun 2005,
Prof. Raymond dan para saintis di DLBS mengembangkan OMAI hingga saat ini. OMAI merupakan produk farmasi kebanggaan Indonesia karena memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 80% dan telah diekspor ke 10 negara di 3 benua.
Profesor Kehormatan Unika Atma Jaya
Prof. Raymond Tjandrawinata menerima anugerah gelar Profesor Kehormatan bidang Bioteknologi Farmasi dari Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Jakarta.
Gelar ini diberikan untuk pertama kalinya oleh Unika Atma Jaya karena beliau telah terbukti memiliki teroboson dan sumbangsih akademis bagi perkembangan ilmu bioteknologi farmasi.
Penganugerahan gelar kehormatan ini diselenggarakan di Unika Atma Jaya Kampus 3 BSD, Banten pada Selasa, 15 November 2022 lalu.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Kerja Sama Unika Atma Jaya, Dr. Yohanes Eko Adi Prasetyanto mengatakan, gelar Adjunct Professor ini diberikan pertama kalinya sepanjang Unika Atma Jaya berdiri 62 tahun yang lalu. Gelar kehormatan ini diberikan atas kontribusi Prof. Raymond baik di industri maupun sebagai akademisi.
Prof. Raymond meraih gelar sarjana dalam bidang Fisiologi Molekuler dari University of the Pacific, Stockton, California. Gelar Master dan Doktor Bidang Biokimia dan Biologi Molekuler, diperoleh dari University of California, Riverside dan Program Post Doctoral Bidang Farmakologi Molekuler, diperoleh dari University of California San Francisco.
Ia memperoleh gelar master bidang bisnis strategi di Edward S Ageno School of Business Golden Gate University, San Francisco. Semasa karirnya, Prof. Raymond berkontribusi pada beberapa instansi, seperti NASA Kennedy Space Center Florida, dan Glaxo SmithKline di California.