TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kementerian Kesehatan mengungkapkan jumlah kasus Tuberkolosis (TBC) didominasi pada kelompok usia produktif, terutama pada usia 45 sampai 54 tahun.
Usia tersebut merupakan usia dimana mayoritas orang-orang bekerja.
Terkait hal ini, Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof dr. Dwi Sutanto mengungkapkan ada beberapa faktor penyebab, kenapa pekerja menjadi rentan alami TBC.
"Pekerja beresiko karena faktor risiko bekerja bisa karena usia masa kerja dan pajanan bahan di tempat kerja," ungkap dr Dwi pada laman resmi Kemenkes dikutip Tribunnews, Minggu (19/3/2023).
Baca juga: Diduga Sering Digendong dan Dicium Sembarangan, 600 Anak di Bantul Kena TBC
Dua hal tersebut menyebabkan kondisi dan daya tahan tubuh di paru-paru menurun.
Contohnya silika dan bahan-bahan toxic lainnya yang terhirup itu dapat merusak sistem pertahanan paru.
'Akibatnya kalau kena infeksi TBC paru-paru lebih rentan terinfeksi," kata dr Dwi.
Selain itu faktor lainnya adalah ventilasi di tempat kerja kurang baik.
Diikuti dengan pencegahan infeksi di tempat kerja yang tidak berjalan.
Lalu APD yang tidak digunakan optimal sampai kebiasaan merokok akan berisiko tinggi terinfeksi TBC.
Lebih lanjut, dr Dwi menjelaskan beberapa kondisi yang meningkatkan risiko infeksi TBC.
Seperti penyakit yang memperburuk imunitas tubuh seperti HIV/ AIDS, diabetes, gangguan gizi, gagal ginjal, alkohol, dan perokok.
Ia pun menjelaskan beberapa gejala seseorang terinfeksi TBC.
Di antaranya seperti batuk-batuk berdahak, batuk berdarah, sesak napas, lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari, dan demam meriang.