News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kepala BKKBN Ingatkan ASI Ekslusif Bisa Cegah Stunting, Begini Penjelasannya 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo memberikan sambutan dalam acara Kick Off Semesta Mencegah Stunting #CukupDuaTelur di Studio Kompas TV, Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2023). BKKBN bekerja sama dengan Tribun Network menggelar program Semesta Mencegah Stunting dengan kampanye #CukupDuaTelur akan disosialisasikan di seluruh daerah di Indonesia untuk mensukseskan program cegah stunting di Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(HC). dr. Hasto Wardoyo, SP.OG, ingatkan ASI eksklusif bisa cegah stunting. 

Pada enam bulan pertama kelahiran anak, ASI ekslusif memang paling dibutuhkan. 

"Enam bulan pertama tidak perlu apa-apa sebenarnya, hanya butuh ASI ekslusif.Ini yang penting sekali,"ungkapnya pada acara Kick Off Semesta Mencegah Stunting #CukupDuaTelur di Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2/2023).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu tidak bisa memberikan ASI ekslusif.

Salah satunya karena tidak telaten yang mengakibatkan ASI tidak keluar.

"ASI ini sebenarnya sama Tuhan sudah diciptakan, kalau disedot sama bayinya, maka akan refleks menimbulkan hormon di otak namanya hormon prolaktin," paparnya lagi. 

Hormon prolaktin dikenal sebagai hormon yang memproduksi ASI para ibu.

Tidak hanya itu, jika ibu rutin menyusui, akan muncul hormon oksitosin. 

Ada dua fungsi utama dari hormon oksitosin pada perempuan. 

Pertama, merangsang proses kontraksi rahim saat persalinan. 

Kedua merangsang jaringan pada payudara untuk membantu menyusui setelah melahirkan.

Nah hormon ini membuat ASI keluar lebih banyak.

Baca juga: VIDEO Dukung Pemerintah Turunkan Angka Stunting, Tribun Network Publikasi 2674 Berita dalam Setahun

"Tapi kalau tidak pernah disedot sama bayi, maka refleks tidak jalan. Kalau tidak jalan, produksi ASI jadi tidak terjadi. Lancaran ASI menjadi tidak bagus. Ini yang membuat ASI ekslusif gagal," tutup Hasto. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini