News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Apa Itu Commuting Stress, Masalah Baru Para Karyawan Saat Mulai WFO

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi meditasi untuk menjaga kesehatan mental.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah pandemi virus corona (Covid-19) mereda, masyarakat khususnya yang tinggal di kawasan kota besar tentu mulai menghadapi masalah baru, yakni stres perjalanan atau Commuting Stress.

Perlu diketahui, perjalanan kamu yang penuh tekanan ternyata dapat mempengaruhi kesehatan tubuh dan pikiran untuk 'tetap waras'.

Dikutip dari laman www.psychologytoday.com, Jumat (31/3/2023), bepergian telah dianggap sebagai salah satu aktivitas hidup yang paling tidak menyenangkan dan telah diberi label sebagai 'stres yang tidak bermanfaat'.

Perjalanan yang lebih lama secara sistematis dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan yang lebih rendah.

Aktivitas bepergian juga memiliki biaya psikologis dan sosial yang signifikan.

Ini bisa menjadi penyebab utama stres, karena ketidakpastiannya dan rasa kehilangan kendali.

Perjalanan dapat memicu munculnya kebosanan, isolasi sosial, kemarahan, dan frustrasi dari masalah seperti lalu lintas atau penundaan.

Satu studi yang dilakukan pada 2004 menemukan bahwa perjalanan pulang pergi merupakan aktivitas yang paling tidak memuaskan dari semua jenis aktivitas sehari-hari.

Ini ditemukan dalam sampel hampir seribu wanita yang bekerja.

Di Indonesia, kegiatan pergi ke kantor seharusnya bisa dilakukan lebih nyaman, namun kemacetan selalu menjadi permasalahan utama khususnya di wilayah Jabodetabek.

Berbagai perubahan yang terjadi selama masa pandemi membuat karyawan kerap melakukan berbagai adaptasi dan menimbulkan stres.

Terlebih bagi mereka yang kini kembali Working from Office (WFO) secara penuh maupun hybrid.

Sebagai perusahaan yang fokus dalam pengembangan manusia, baik secara personal maupun organisasi, Remedi Indonesia turut berkontribusi pada kesehatan mental dengan mengadakan Meditasi Melepas Stress secara rutin, setiap Selasa malam.

Psikolog Klinis dan Head of Operations Employee Assistance Program (EAP) dari Remedi Indonesia, Iswan Saputro mengatakan bahwa kemacetan telah membuat karyawan merasa tertekan karena harus kembali menghadapi kondisi jalanan yang menantang setiap harinya.

Ini tentu saja dapat berdampak buruk pada performa perusahaan yang ditopang kinerja karyawan.

Baca juga: Stres Perjalanan Jadi Masalah Baru Dihadapi Karyawan Saat Mulai Normal Kembali Bekerja di Kantor

"Apabila tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengatasinya, dampak psikologis tak hanya dirasakan oleh karyawan tapi juga dapat berpengaruh negatif pada performa perusahaan," kata Iswan, dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (30/3/2023).

Hal itu karena dampak psikologis commuting stress dapat mendorong mereka enggan pergi bekerja, kinerja menurun hingga memicu keputusan untuk resign.

"Misalnya meningkatkan angka ketidakhadiran karyawan, keterlambatan memulai jam kerja, keinginan resign yang tinggi dan kinerja yang menurun," jelas Iswan.

Hingga 2022, tercatat 479 sesi meditasi telah dilakukan, 96 di antaranya merupakan sesi online dan telah diikuti audiens pada empat negara lainnya selain Indonesia.

Selain kelas Meditasi Melepas Stres, terdapat pula layanan Employee Assistance Program (EAP) serta Corporate Wellbeing.

"Sehingga bagi perusahaan yang ingin memberikan fasilitas kesehatan mental bagi karyawan, Remedi Indonesia dapat menjadi mitra perusahaan untuk turut membantu memberikan ruang aman dan nyaman bagi karyawan. Diharapkan, karyawan memiliki performa kerja yang lebih baik, merasa lebih bahagia dan nyaman dalam bekerja, serta perusahaan turut dapat menikmati dampak positifnya," tegas Iswan.

Lalu apa saja cara yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat stres dan keluar dari situasi ini?

Kamu bisa menganalisa terlebih dahulu situasi atau faktor apa yang membuatmu merasa tertekan saat berada dalam perjalanan.

Penting pula untuk menyadari bahwa emosi yang negatif, dihasilkan oleh sudut pandang yang negatif juga.

Oleh karena itu, kamu perlu mengubah sudut pandang terhadap masalah yang ada dalam hidupmu.

Seburuk apapun kondisinya, cobalah untuk mencari aspek positif yang dapat menjadi pegangan untuk bertahan dan menerima.

Mencari celah untuk dapat meningkatkan kenyamanan, seperti berangkat lebih awal atau menunggu waktu pulang lebih lama demi menghindari jam sibuk, memprediksi cuaca agar dapat menggunakan pakaian yang tepat.

Lalu untuk yang menggunakan transportasi umum dapat memanfaatkan headset dengan volume sedang saat mendengarkan musik atau membaca.

Memilih kendaraan yang paling efektif untuk berangkat dan pulang kerja.

Baca juga: Faktor Penyebab Kanker Otak, Stres Berlebihan Jadi Salah Satu Pencetus

Pada umumnya pertimbangan ini dibuat berdasarkan perhitungan biaya, waktu, tenaga, rute dan kenyamanan.

Meningkatkan ketenangan dengan memiliki pengaturan waktu yang baik, sehingga tidak terburu-buru.

Kemudian melakukan relaksasi atau gerakan peregangan, baik sebelum maupun sesudah perjalanan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini