Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bayi yang lahir prematur rentan alami kekurangan berat badan.
Situasi ini terkadang mendorong para orangtua berusaha terburu-buru bikin bayi jadi gemuk.
Dewan Penasehat Physician International Society for Pedriatric and Adolescents Diabetics (ISPAD), Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan, FAAP, FRCP (Hon) pun sarankan untuk tidak lakukan itu.
"Kita berbicara mengenai bayi prematur atau bayi yang kurang bulan. Itu dia fungsi pankreas sudah dalam keadaan terganggu, keadaan sering lapar," ungkapnya pada media briefing di Jakarta, Sabtu (1/4/2023).
Pada situasi ini, ia menganjurkan untuk tetap memberikan bayi ASI ekslusif.
Baca juga: Sempat Lahir Prematur, Bayi yang Dilahirkan Saat Ibunya Kecelakaan Meninggal di Rumah Sakit
Karena kalau ASI, kandungannya tercukupi dan sudah terkontrol.
"Saya di sini berbeda pendapat. Saya tidak setuju diberi susu ekstra kalori dan lain-lain untuk menggemukkan," tegasnya.
Jika tetap dipaksakan akan menjadi insulin resisten lebih cepat.
"Jadi fungsi pankreas pada bayi sudah dipacu berfungsi lebih banyak dan lebih cepat. Akhirnya menjadi obesitas," jelas prof Aman.
Ketika menjadi obesitas, bayi ini lebih berisiko menjadi diabetes ketimbang bayi dengan berat badan biasa saja.
Oleh karena itu, prof Aman mengungkapkan sebuah tips.
"Kalau bayi yang seperti ini, yang harus dikontrol sebetulnya adalah kurva panjang atau tinggi badannya," urainya.
Dengan kata lain, setiap bulannya yang harus dilihat adalah perkembangan berat badan ideal berdasarkan peningkatan panjang sang anak.
"Bukan dikejar, berat badan dia berdasarkan umur. Kurva panjang badannya harus kita lihat. Kalau dia tidak naik atau turun, cari tempat endokrin secepatnya," pungkas dr Aman.
Sehingga yang terpenting adalah panjang badannya.
Selanjutnya, berat badan harus diidealkan ke panjang badannya.