Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Badan Organisasi Dunia atau WHO sudah mengingatkan adanya penyakit yang bukan hanya dari virus atau bakteri, tapi juga jamur.
Menurut Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman, setidaknya ada empat penyakit yang disebabkan oleh jamur dan bisa menjadi ancaman.
Pertama Cryptococcus neoformans.
"Infeksi karena jenis jamur ini sangat serius. Karena kematian akibat Cryptococcus neoformans adalah 41-61 persen. Tinggi sekali kematiannya," ungkapnya pada Tribunnews, Selasa (11/4/2023).
Dicky menyebutkan jika ini adalah penyakit akibat jamur yang hidup di tanah termasuk di pohon kayu.
Umumnya, infeksi jamur ini karena terhirup.
Baca juga: Panggung Demokrasi: Lonjakan Kasus Covid-19, Bersama Dicky Budiman dan Tonang Dwi Ardyanto
Jika terhirup, dapat berdampak pada paru-paru dan bisa menginfeksi sistim syaraf pusat hingga di darah.
Kedua, Candida Auris (C. auris).
"Jamur yang berpotensi menjadi wabah. Dia sudah dalam sejarah manusia menjadi outbreak atau kejadian luar biasa (KLB) di beberapa rumah sakit," paparnya lagi.
Risiko kematian pun terhitung cukup tinggi, yaitu antara 29 persen -53 persen.
"Yang jadi catatan dari Candida Auris ini adalah banyak yang resisten pada terapi anti jamur. Artinya dapat menyebabkan kematian menjadi tinggi," urai Dicky.
Ketiga, aspergillus fumigatus.
Jamur ini menjadi perhatian serius apa lagi jika terhirup.
Ketika terhirup, dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru dan bisa menginfeksi hingga menyebar ke otak.
Risiko kematiannya jauh lebih tinggi yaitu bisa mencapai 88 persen.
Selain itu banyak obat yang resisten karena aspergillus fumigatus.
"Bahkan dalam beberapa riset bisa 100 persen, orang yang terinfeksi jamur ini sudah divonis akan mati," tegasnya.
Keempat adalah candida albicans.
Jenis jamur ini sebetulnya, bagian dari fora normal atau disebut mikrobaium yang ada di dalam tubuh manusia.
"Tapi dia bisa juga menjadi infeksi dan mengancam. Tinggi juga kematiannya yaitu sampai 50 persen. Ini yang tentu karena gangguan imunitas," pungkasnya.