News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Apa Itu Sifilis? Berikut Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Sifilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Berikut penjelasan terkait apa itu Sifilis, lengkap dengan penyebab, gejala, dan cara pengobatannya.

TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah penjelasan terkait apa itu Sifilis, lengkap dengan penyebab, gejala, dan cara pengobatannya.

Sifilis atau penyakit raja singa termasuk Infeksi Menular Seksual (IMS).

Ini adalah penyakit pada organ reproduksi wanita maupun pria yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Penyakit tersebut, dapat menular apabila seseorang melakukan aktivitas seksual dengan penderitanya.

Lantas, apa itu Sifilis?

Dilansir laman resmi Siloam Hospitals, sifilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Baca juga: Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia: HIV, Sifilis, hingga Keputihan, serta Upaya Pencegahannya

Umumnya, sifilis adalah penyakit yang diawali dengan luka di sekitar alat kelamin, dubur, ataupun mulut.

Awal kemunculan luka tersebut, cenderung tidak disertai rasa nyeri, yang tidak langsung disadari oleh penderitanya.

Walau begitu, penderita sifilis tersebut tetap bisa menularkan infeksinya ke orang lain.

Apabila tidak ditangani sesegera mungkin, sifilis berisiko menyebabkan komplikasi penyakit lain, seperti kerusakan jantung, tumor, infeksi HIV, dan gangguan kehamilan serta persalinan bagi ibu hamil.

Penyebab Sifilis

Dikutip dari kemkes.go.id, sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang berbentuk spiral.

Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil, lecet, ruam pada kulit, atau melalui selaput lendir, yaitu jaringan dalam mulut atau kelamin.

Sifilis lebih banyak menular akibat berhubungan seksual dengan penderita infeksi ini.

Selain hubungan seksual, penyebaran bisa terjadi melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita, atau menular dari ibu ke janin saat kehamilan atau persalinan.

Inilah beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko tertular yaitu :

  • Bergonta-ganti pasangan seksual
  • Berhubungan seksual tanpa kondom
  • Memiliki pasangan seksual penderita sifilis
  • Memiliki orientasi seksual lelaki seks lelaki
  • Positif terinfeksi HIV

Baca juga: Ibu Hamil Bisa Tularkan Sifilis pada Bayi Dalam Kandungannya, Ini Penjelasan Dokter

Gejala Penyakit Sifilis

1. Sifilis Primer

Gejala penyakit sifilis primer ditandai dengan munculnya luka pada alat kelamin, dubur, bibir, maupun mulut. Munculnya luka tersebut akan terjadi 10-90 hari setelah bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh.

Lama waktu pemulihan sifilis primer yaitu kurang lebih 3-6 minggu. Namun, bila sejak muncul luka tidak diobati, hilangnya luka ini justru menandakan infeksi telah berkembang ke tahap selanjutnya.

Oleh karena itu, disarankan untuk mendatangi dokter sesegera mungkin pada tahapan ini karena masih dapat ditangani dengan mengonsumsi obat tertentu sehingga sifilis tidak beralih ke tahap selanjutnya.

Selain luka, dapat juga ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah selangkangan yang menandakan adanya reaksi sistem kekebalan tubuh melawan infeksi sifilis.

2. Sifilis Sekunder

Sifilis sekunder adalah tahapan yang akan terjadi beberapa minggu setelah luka di sekitar alat kelamin, dubur, bibir, atau mulut menghilang.

Gejala yang ditimbulkan dari sifilis sekunder yaitu munculnya ruam di beberapa bagian tubuh, seperti telapak tangan atau kaki. Selain itu, penderita sifilis sekunder juga akan merasakan beberapa gejala lain, seperti:

  • Flu
  • Sakit kepala
  • Nyeri sendi
  • Demam
  • Merasa lelah secara berlebihan
  • Pembesaran kelenjar getah bening
  • Rambut rontok
  • Penurunan berat badan

3. Sifilis Laten

Pada tahapan ini, penderita sifilis tidak mengalami gejala klinis tertentu. Namun, di 12 bulan pertama sifilis laten terjadi, penderita masih dapat menularkan infeksinya.

Setelah 2 tahun, infeksi tidak dapat menular lagi, meskipun bakteri penyebab sifilis masih ada di dalam tubuh.

Apabila tidak segera ditangani, sifilis laten dapat berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu tersier.

4. Sifilis Tersier

Infeksi sifilis tersier ini merupakan tahapan dalam penyakit sifilis yang paling berbahaya. Tahap ini biasanya muncul 10-30 tahun setelah infeksi primer.

Gejala sifilis tersier umumnya ditandai dengan munculnya gumma atau tumor kecil pada bagian tubuh tertentu.

Di samping itu, sifilis tersier juga dapat berdampak pada organ tubuh lain, seperti jantung, otak, mata, hati, serta pembuluh darah.

Karena itulah, penderita sifilis tersier rentan untuk terkena penyakit jantung dan stroke.

Cara Pengobatan Sifilis

Pengobatan sifilis dilakukan sesuai dengan tahapannya. Bagi penderita sifilis primer dan sekunder, dokter akan mengobatinya dengan menyuntikkan antibiotik ke dalam otot.

Sedangkan, untuk penderita sifilis tersier akan mendapatkan antibiotik melalui jalur intravena (infus).

Untuk ibu hamil penderita penyakit ini juga akan mendapatkan penanganan yang sama dengan pengidap sifilis tersier.

Setelah mendapatkan pengobatan, penderita sifilis akan melakukan pemeriksaan darah kembali untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh total.

(Tribunnews.com/Latifah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini