Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap pasangan tentu berharap janin dapat tumbuh dengan sempurna hingga waktu persalinan tiba.
Sayangnya, ada juga yang justru harus berhadapan dengan kenyataan pahit, yaitu keguguran.
Keguguran ditandai dengan keluarnya darah, rasa mulas, dan diikuti dengan pembukaan mulut rahim.
Suatu keguguran disebut keguguran berulang jika telah terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, RS Pondok Indah IVF Centre, Dr. dr. Kanadi Sumapraja, Sp. O. G, Subsp. F. E. R, MSc
Ia pun menghimbau jika mengalami keguguran dua kali berturut-turut, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
Baca juga: Mengenal Gejala Keguguran dan Penyebabnya
Memang normalnya, sekitar 1 dari 6 pasangan (sekitar 15 persen) akan mengalami keguguran.
Namun, kejadian keguguran berulang bukanlah sebuah fenomena yang normal.
"Kemungkinan terjadinya keguguran ulang dapat meningkat dua kali lipat setelah terjadi keguguran dua kali berturut-turut," ungkapnya pada keterangan, Sabtu (20/5/2023).
Namun sayangnya, hampir 70 persen kasus keguguran berulang tidak diketahui penyebabnya.
Lantas apa saja faktor penyebab keguguran berulang?
Menurut dr Kanadi, faktor penyebab kejadian keguguran berulang dapat dibagi menjadi dua yaitu kelainan di sisi janin atau di sisi ibu.
Pertama, kelainan kromosom atau genetik mengakibatkan terjadinya gangguan perkembangan janin hingga kematian janin.
"Sehingga memicu terjadinya keguguran berulang, terutama di kehamilan usia dini," katanya.
Kromosom janin disumbangkan oleh sperma dan sel telur.
Baca juga: 9 Tips Menaikkan Berat Badan dari Segi Makanan dan Gaya Hidup
Kualitas sperma dapat dipengaruhi oleh kebiasaan merokok atau pajanan suhu panas pada buah zakar akibat sering menggunakan pakaian yang ketat.
Sementara kualitas sel telur lebih banyak dipengaruhi oleh faktor usia ibu.
Kedua, kelainan pada sisi ibu umumnya mengakibatkan terjadinya keguguran berulang di usia kehamilan yang lebih lanjut.
Kondisi di mana rahim sulit mempertahankan kehamilan.
Seperti adanya tumor dinding rahim, atau kelemahan mulut rahim dapat mengakibatkan terjadinya keguguran.
Lalu ada juga karena gangguan pembekuan darah, gangguan metabolik, gangguan produksi hormon reproduksi, infeksi, serta penyakit autoimun pada ibu.
Baca juga: Istri Keguguran dan Harus Dikuret, Bapak Ini Manfaatkan JKN-KIS
Hal ini berpotensi mengganggu proses tubuh ibu untuk memelihara kehamilan, yang berakibat pada keguguran.
Selain itu, pola gaya hidup juga berpotensi untuk memicu terjadinya gangguan metabolik.
"Seperti peningkatan berat badan berlebih akibat gaya hidup kurang bergerak (sedentary living), kurang istirahat, kurang berolahraga," paparnya lagi.
Situasi ini ditambah karena jika tidak menjaga pola makan yang baik.