Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika bobot anak terlanjur berlebih, apa yang mesti dilakukan oleh orangtua?
Dokter ahli gizi masyarakat DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum bagikan beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orangtua.
"Jadi nomor satu, anda harus rujuk dulu tentang porsi yang sesungguhnya bagi anak tersebut," tegasnya pada acara Vodcast : Waktu Indonesia Berencana (WIB) pada kanal YouTube BKKBN Official, Senin (22/5/2023).
Kalau anak masih di bawah dua tahun, bisa menggunakan rujukan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Baca juga: Anak Gemuk Bebas Stunting? Dokter Tan: Pemahaman yang Salah, Stunting Tak Dilihat dari Berat Badan
Atau, bisa melihat aturan dari Kementerian Kesehatan terkait berapa rincian asupan yang dibutuhkan.
Misalnya untuk anak 12-24 bulan berapa porsi karbohidrat, protein dan juga lemak.
Begitu pula pada anak yang berusia antara 2-5 tahun.
Kedua, tentu saja sayur dan buah menjadi hal yang sangat baik bagi anak.
Setelah balita, dr Tan pun membagikan tips menakar asupan makanan anak dengan ukuran tangan anak.
"Lihat kepalan tangan, berarti kebutuhan karbohidrat (sebesar itu) ya. Kalau anakmu punya tinju segini, ini ukuran nasi dia, kentang dia," urainya.
Selain itu lebar dan tebal telapak tangan menjadi ukuran protein sekali makan.
Ukuran jempol, menjadi patokan minyak dan lemak yang dipakai.
"Sedangkan sayur dan buah satu raup tangan. Bertambah usia anak tentu mempunya kebutuhan tumbuh kembang," paparnya lagi.
Namun, sekali lagi dokter Tan mengingatkan pada orangtua untuk tidak mendietkan anak secara sembarangan.
"Kelihatannya anak langsing. Tapi bukan lansing karena sehat, takutnya kekurangan mikronutrien untuk pertumbuhannya di kemudian hari," pungkasnya.