Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anak yang tinggal dengan keluarga yang merokok berisiko lebih tinggi alami stunting.
Hal ini diungkapkan oleh Komnas Pengendalian Tembakau Indonesia Tubagus Haryo Karbiyanto.
Ia mengungkapkan jika Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) menunjukkan ada korelasi yang sangat signifikan antara anak-anak yang mengalami stunting.
Hal ini Tubagus ungkapkan pada konferensi virtual yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
"Kejadian stunting pada anak dari keluarga perokok, itu 15,5 persen lebih tinggi, dibanding dengan anak-anak dari keluarga yang bukan perokok," ungkapnya, Selasa (30/5/2023).
Lantas apa kaitannya rokok dengan stunting?
Terkait hal ini, Tubagus memberikan tanggapan.
Menurutnya, hal ini bisa saja mengarah pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 yang menunjukkan bahwa rokok merupakan salah satu komponen pengeluaran tertinggi dalam rumah tangga dan menyebabkan kemiskinan.
Rokok bahkan berada diurutan yang dibeli oleh keluarga nomor dua setelah beras.
Sedangkan ayam dan telur berada di bawahnya.
Sedangkan anak-anak butuh protein yang cukup untuk tumbuh kembangnya.
"Stunting kan juga salah satu penyebab nya adalah pola makan atau gizi yang tidak baik. Bisa saja diinterpretasikan, keluarga perokok akan menyingkirkan makanan bergizi untuk anak sehingga bisa terjadi stunting," paparnya.
Ketua Kelompok Kerja Bidang Rokok PDPI dr Feni Fitriani Taufik, Sp.P(K) pun berikan pandangan yang serupa.