TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ingatkan masyarakat untuk waspada terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD).
Himbauan waspada terhadap DBD disampaikan mengingat meningkatnya suhu yang terjadi pada akhir-akhir ini.
Menurut Kemenkes suhu udara meningkat dan ada penelitian bahwa nyamuk Dengue semakin ganas jika berada di suhu yang panas.
Berdasarkan jumlah kasus DBD dari tahun 1968, pola terjadinya kasus-kasus yang tinggi ini pada saat adanya El Nino.
El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas normal yang terjadi di Samudera Pasifik.
Mengutip laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), El Nino mulai memasuki Indonesia per 4 Juni 2023.
Baca juga: Cara Cegah Penularan DBD dan Kenali Gejala Infeksi Nyamuk Aedes Aegypti
Sementara puncak El Nino diprediksi terjadi pada Juni hingga September 2023.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, dr Imran Pambudi, mengingatkan masyarakat perlu meningkatakan kewaspadaan terhadap DBD saat terjadi El Nino.
Pasalnya El Nino bisa terjadi kapan saja.
Tidak hanya itu, musim hujan pun perlu diwaspadai mengingat akan ada banyak genangan air atau tempat berkembang biak nyamuk dengue.
Apa itu DBD?
Melansir dari laman Kemenkes, Dokter Spesialis Anak RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K) mengatakan DBD atau infeksi dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina.
Ia membutuhkan darah untuk dihisap supaya bisa bertelur.
Masa inkubasi 5 hingga 10 hari, rata-rata 7 hari sejak gigitan nyamuk sampai timbul gejala.