Anak Sulit Makan Bisa Berujung Gizi Buruk Hingga Stunting
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Momen 1000 hari pertama sangatlah penting bagi perkembangan tumbuh kembang anak.
Karena menjadi proses pembentukan organ vital, pematangan sistim pencernaan, sistim imun dan perkembangan otak.
Sayangnya momen 1000 hari pertama ini bisa terganggu karena ada masalah kesulitan makan pada anak.
Kesulitan makan pada anak jika tidak dintervensi dapat mengakibatkan kekurangan gizi hingga stunting.
Baca juga: Saran Dokter Mengatasi Anak Sulit Makan, Apa yang Harus Dilakukan?
Nyatanya, sebanyak 61 persen orangtua melaporkan adanya kesulitan makan pada periode makanan pendamping ASI (MPASI).
Hal ini diungkapkan oleh Staf Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen IKA RS Nasional Anak dan Bunda Harapan Kita Dr Novitra Dwinanda, Sp. A (K).
"Berikut permasalahan makan yang dilaporkan oleh orangtua, dan salah satunya adalah gerakan tutup mulut (GTM). Akibatnya yang terjadi terdapat nutrisi tidak ade kuat," ungkapnya pada webinar, Sabtu (1/7/2023).
Lebih lanjut, dr Novitra pun ungkap masalah makan memberikan dampak jangka panjang, salah satunya gagal tumbuh.
"Akibat masalah makan asupan tidak cukup, maka yang terjadi adalah gagal tumbuh.
Kenaikan berat badan masih naik tapi tidak cukup," paparnya.
Jika tidak dintervensi dan dibiarkan, maka anak akan mengalami berat badan yang kurang.
Ketika berat badan kurang dan tidak melakukan plotting, sesuai buku Kartu Identitas Anak (KIA) maka anak bisa kekurangan gizi yang berakhir pada gizi buruk.
Apa lagi jika intervensi yang dilakukan hanya memberikan kalori tanpa memperhatikan protein, maka anak bisa berakhir stunting.
"Maka stunting adalah permasalahan mal nutrisi kronik yang sudah terjadi sejak lama. Tidak ada stunting tiba-tiba saja," pungkasnya.