Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Turunnya berat badan usai melakukan diet tentu menjadi hal yang menggembirakan.
Namun, penurunan berat badan yang ekstrem terkadang memunculkan gelambir di beberapa titik.
Berbagai upaya pun dilakukan untuk menghilangkan gelambir tersebut, salah satunya lewat operasi.
Lantas amankan mantan obesitas melakukan operasi untuk pembuangan gelambir atau lemak tersebut?
Terkait hal ini, Pengurus Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sub Endokrin Dr dr EM Yunir SpPD KEMD beri tanggapan.
Menurutnya, selama tidak ada indikasi kearah berbahaya, maka operasi boleh dilakukan.
"Selama indikasinya ada tidak apa-apa, sebelum melakukan operasi," ungkapnya pada media briefing virtual, Kamis (13/7/2023).
Baca juga: Cara Makan Granola dan Manfaatnya untuk Diet
Sebelum operasi, menurut dr Yunir biasanya akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan seperti kondisi jantung, ginjal, dan organ lainnya.
"Artinya kalau semua (pemeriksaan) oke untuk melakukan tindakan, silahkan saja.
Biasanya ada batasan membuang lapisan lemak dan ada tekniknya. Jadi tidak sembarangan orang," kata dr Yunir lagi.
Tindakan ini memang cukup berisiko karena jika ada faktor penyulit seperti komplikasi.
"Mungkin ada pendarahan, kesedot organ lain, itu mesti diperhatikan saat tindakan," kata Yunir lagi.
Lebih lanjut, dr Yunir jika menyingung soal tindakan medis pemotongan atau pengikat usus.
Usus pasien dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menyebabkan penyerapan makanan jadi berkurang.
"Jadi tadinya 100 persen makanan terhisap, mungkin dengan teknik ini penyerapan bisa dikurangi, sehingga pemasukkan kalori masuk dalam darah menjadi berkurang," tutupnya.