Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mata kering merupakan penyakit atau kelainan pada permukaan mata yang yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan komponen air mata.
Prevalensi mata kering di Indonesia berada pada rentang 27,5 persen hingga 30,6 persen.
Sayangnya, masih banyak yang menyepelekan penyakit mata kering.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Mata dan Ketua Contact Lens Service JEC Hospitals and Clinics DR Dr. Tri Rahayu, SpM(K), FIACLE.
Baca juga: Produksi Air Mata yang Menurun Dapat Sebabkan Mata Kering, Ketahui Penyebabnya
Padahal, mata kering yang tak tertangani dengan baik mengakibatkan penurunan kualitas hidup.
"Lantaran penderitanya tidak dapat beraktivitas dengan optimal, dan menjadi bergantung pada obat-obatan," ungkapnya pada media season oleh JEC Hospital and Clinics Peringatan Bulan Kesadaran Mata Kering, Selasa (18/7/2023).
Bahkan kata dr Rahayu, jika terus dibiarkan bisa merusak permukaan mata akibat peradangan atau infeksi.
"Kerusakannya bisa tergolong ringan sampai berat, dan berlangsung temporer maupun permanen,” paparnya.
Ada beberapa gejala yang muncul saat mata alami kekeringan.
Di antaranya muncul ketidakstabilan air mata.
Peningkatan kekentalan atau osmolaritas, dan kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.
Selain itu, penderita kering biasanya merasakan kondisi mata yang tidak nyaman.
Seperti terasa ada yang mengganjal, mata sering bewarna merah, berair dan terasa kering.