"Memang lebih didominasi yang jinak, pembesaran prostat jinak namanya."
"Meskipun begitu, harus tetap waspada dengan masalah kanker prostat, karena tentunya kanker prostat lebih berbahaya dari pembesaran prostat jinak."
"Kanker prostat ini bisa menyebar, karena bisa bermetastasis," terang dr Binsar Martin.
Baca juga: 6 Tips Membangun Hubungan yang Sehat dengan Pasangan, Quality Time hingga Jaga Komunikasi
Penyebab Terjadinya Gangguan Pembesaran Prostat
dr Binsar Martin menuturkan, terjadinya gangguan pembesaran prostat disebabkan karena multifaktorial, artinya tidak melulu disebabkan karena kurangnya aktivitas seksual.
Penyebab gangguan pembesaran prostat lainnya ialah faktor mutasi genetik, virus, bahan kimia, faktor organ anatomi atau jaringan juga dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan pembesaran prostat.
"Jadi multifaktorial penyebabnya, makanya tidak heran pada kasus-kasus seorang yang memiliki aktivitas seksual yang meningkat, tapi tetap terkena pembesaran prostat," papar dr Binsar Martin.
Diketahui, seorang pria yang tidak aktif dalam aktivitas seksual memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pembesaran prostat dibandingkan pria yang aktif dalam aktivitas seksual.
Kondisi ini menyebabkan cairan ejakulasi tertimbun di dalam kelenjar prostat tersebut.
"Sama seperti ASI, kita tahu bahwa ASI pada wanita-wanita yang tidak pernah memberi ASI kepada anaknya, maka risiko atau insiden kejadian kanker payudara lebih tinggi dibandingkan ibu yang menyusui."
"Sama juga dengan kelenjar prostat, itu ternyata dari situ teorinya dan sudah dibuktikan," kata dr Binsar Martin.
"Jadi inilah penyebab-penyebab daripada pembesaran prostat jinak itu sendiri," lanjut dr Binsar Martin.
Baca juga: Pasangan Wajib Mencoba! Berikut Sederet Tips Membangkitkan Gairah Seksual pada Pria