News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

WHO: Pemanis Buatan Aspartam Miliki Kemungkinan Memicu Kanker, Ini Batasan Aman Pemakaian

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pemanis buatan aspartam disebut kemungkinan memicu kanker. /Foto: freepik

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengklasifikasi  Aspartam adanya kemungkinan karsinogenik atau memicu kanker bagi manusia (IARC Group 2B).

Meski begitu, WHO tidak meminta produsen minuman ringan untuk menarik produknya atau melarang konsumsi minuman ringan di tengah masyarakat

WHO mengklasifikasi  Aspartam adanya kemungkinan karsinogenik atau memicu kanker bagi manusia

Aspartam adalah pemanis buatan (kimia) yang banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman sejak tahun 1980-an.

Baca juga: BPOM Sebut Pemanis Buatan Aspartam Masih Aman Digunakan

Pemanis buatan ini kerap ditemukan pada minuman diet, permen karet, gelatin, es krim.

Atau produk susu seperti yogurt, sereal sarapan, pasta gigi dan obat-obatan seperti obat batuk dan obat kunyah. vitamin.

Dikutip dari website resmi WHO Indonesia, hal ini berdasarkan penelitian Kanker (IARC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Komite Pakar Gabungan Pangan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Aditif (JECFA). 

“Penilaian aspartam telah menunjukkan bahwa, sementara keamanan bukan perhatian utama pada dosis yang biasa digunakan, efek potensial telah dijelaskan yang perlu diselidiki oleh penelitian yang lebih banyak dan lebih baik.”

Baca juga: Penjelasan BPOM Terkait Keamanan Pemanis Buatan Aspartam

IARC mengklasifikasikan aspartam sebagai kemungkinan karsinogenik bagi manusia (Grup 2B) berdasarkan bukti terbatas untuk kanker pada manusia. 

Khususnya, untuk karsinoma hepatoseluler, yang merupakan jenis kanker hati. 

Aspartam adalah pemanis buatan yang terbuat dari gabungan dua asam amino, yakni aspartat dan fenilalanin. (BPOM)

Ada juga bukti terbatas untuk kanker pada hewan percobaan dan bukti terbatas terkait dengan kemungkinan mekanisme penyebab kanker.

Namun lebih lanjut, dr Mary Schubauer- Berigan dari program IARC Monographs menekankan jika masih perlu menyempurnakan penelitian ini. 

"Menggarisbawahi perlunya penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan pemahaman kita tentang apakah konsumsi aspartam menimbulkan bahaya karsinogenik,” kata Mary lagi.  

Meski demikian, disebutkan tidak diperlukan adanya perubahan batas asupan harian aspartam.

JECFA menyimpulkan dari data yang dievaluasi tidak ada alasan yang cukup kuat untuk mengubah asupan harian yang dapat diterima.

Baca juga: Penjelasan BPOM Terkait Keamanan Pemanis Buatan Aspartam

Di mana, batas asupan aspartam harian adalah sebesar 0-40 miligram per kilogram berat badan. 

Oleh karena itu panitia menegaskan kembali bahwa (masih) aman bagi seseorang untuk mengkonsumsi dalam aturan batasan tersebut per hari. 

Misalnya, sekaleng minuman ringan diet mengandung 200 atau 300 mg aspartam.

Orang dewasa dengan berat 70kg bisa mengonsumsi lebih dari 9–14 kaleng per hari untuk melebihi asupan harian yang dapat diterima.

Dengan asumsi tidak ada asupan lain dari sumber makanan lain.

--

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini