News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesehatan

dr Yulia Asmarani Jelaskan Mengenai Hiperhidrosis, Keringat Berlebih hingga Faktor Penyebabnya

Penulis: Irma Rahmasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi seseorang yang mengalami hiperhidrosis atau keringat berlebih, berikut kenali penyebabnya

TRIBUNNEWS.COM, KESEHATAN - Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr Yulia Asmarani, Sp.DV berikan penjelasan mengenai hiperhidrosis hingga faktor penyebabnya.

Hiperhidrosis adalah kondisi di mana tubuh menghasilkan keringat berlebih meskipun tidak ada pemicunya, seperti kepanasan ataupun aktivitas yang berlebihan.

Terdapat dua kelenjar yang memicu timbulnya bau badan, yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin.

Kelanjar ekrin terdapat hampir pada seluruh tubuh, biasanya keringat yang muncul dari kelenjar ini ringan dan tidak berbau.

Sedangkan kelenjar apokrin ialah kelenjar keringat yang terdapat pada bagian tubuh yang memiliki banyak folikel rambut seperti kulit kepala, pangkal paha, dan juga ketiak.

Baca juga: Masalah Bau Badan Dapat Disembuhkan dengan 3 Cara Ini, Termasuk Penggunaan Deodoran & Tindakan Bedah

Menurut penjelasan dr Yulia Asmarani, kelenjar yang bertanggung jawab terhadap bau badan ialah kelenjar apokrin, sedangkan hiperhidrosis merupakan keringat berlebihan di mana yang bertanggung jawab adalah kelenjar ekrin.

Hal tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr Yulia Asmarani, Sp.DV yang dilansir TribunHealth dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.

dr Yulia Asmarani menjelaskan, berdasarkan penyebabnya hiperhidrosis dibagi menjadi dua macam, yaitu hiperhidrosis primer dan hiperhidrosis sekunder.

1. Hiperhidrosis Primer

dr Yulia Asmarani menuturkan, pada hiperhidrosis primer, sistem saraf bekerja terlalu aktif dalam merangsang kelenjar keringat.

Hal ini menyebabkan tubuh mengeluarkan keringat berlebih meskipun tidak dipicu oleh aktivitas fisik ataupun cuaca panas.

Hiperhidrosis primer penyebabnya adalah idiopatik atau tidak diketahui penyebabnya.

Jenis hiperhidrosis ini biasanya menyerang pada area tubuh yang terlokalisasi seperti tangan, ketiak, dan simetris yaitu terjadi di bagian kanan dan kiri.

Baca juga: Kenali Penyebab Ketiak Menghitam dan Berikut Cara Mudah Memutihkan Ketiak dengan Bahan Alami

2. Hiperhidrosis Sekunder

dr Yulia Asmarani menyebutkan, hiperhidrosis sekunder terjadi karena ada penyebab dasar atau karena ada faktor yang mendasarinya kenapa keringat tersebut bisa berlebihan.

Pada hiperhidrosis jenis ini, biasanya keringat berlebihan yang keluar hampir di seluruh tubuh.

Hiperhidrosis sekunder sendiri terjadi akibat penyakit sistemik, seperti diabetes melitus, hipertiroid, obesitas, hingga konsumsi obat-obatan yang dapat memicu produksi keringat berlebih.

Menurut dr Yulia Asmarani, kondisi ini biasanya tidak disertai dengan bau badan.

"Biasanya hiperhidrosis ini tidak disertai dengan bau badan, karena sebenarnya keringat itu tidak berbau."

"Namun jika keringat yang muncul disertai dengan bau badan, namanya adalah bromhidrosis," terang dr Yulia Asmarani.

Baca juga: Bunda Wajib Tahu! 4 Pemicu ASI Tidak Lancar dan Berikut Cara Mengatasinya

Ilustrasi seseorang yang mengalami hiperhidrosis atau keringat berlebih, berikut kenali penyebabnya ((cyano66))

Baca juga: Tak Hanya Konsumsi Makanan Berserat dan Probiotik, Berikut 5 Tips Mencegah Sembelit

dr Yulia Asmarani melanjutkan, hiperhidrosis atau munculnya keringat berlebih terjadi akibat adanya masalah pada kelenjar ekrin.

"Jadi hiperhidrosis itu muncul keringat berlebih akibat adanya masalah pada kelenjar ekrinnya."

"Berbeda dengan orang normal, keringat dikeluarkan untuk regulasi panas dari badan."

"Jika ada stimulasi rangsangan panas dari luar seperti cuaca panas atau dari dalam misalnya demam, tubuh akan meregulasi panas itu dengan mengeluarkan keringat."

"Jadi harus ada stimulasinya, ibaratnya ada pemicunya kenapa orang tersebut berkeringat," tutur dr Yulia Asmarani.

dr Yulia Asmarani menyebutkan, penderita hiperhidrosis akan berkeringat secara berlebihan meskipun tanpa pemicu, kondisi ini memang sudah ada gangguan pada kelenjar ekrinnya.

Sehingga aktivitas saraf simpatis di daerah itu menjadi berlebihan, meskipun tidak ada stimulasi, produksi keringat akan terus diproduksi pada kasus hiperhidrosis.

"Memang sampai basah kalau berkeringat, hiperhidrosis itu diagnosisnya keringat berlebihan dan mengganggu aktivitas."

"Kalau hanya basah biasa dan tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, belum bisa dikategorikan sebagai hiperhidrosis," papar dr Yulia Asmarani.

Ilustrasi seseorang yang mengalami hiperhidrosis atau keringat berlebih, berikut kenali penyebabnya (iStock)

Baca juga: dr. Zaidul Akbar Imbau untuk Minum Air Kelapa Campur 3 Bahan Ini untuk Mendapatkan Khasiatnya

Pengobatan Hiperhidrosis

Lebih lanjut dr Yulia Asmarani memberikan penjelasan mengenai pengobatan hiperhidrosis.

Menurut dr Yulia Asmarani, untuk melakukan pengobatan pada hiperhidrosis harus diketahui terlebih dahulu hiperhidrosis tersebut masuk dalam kategori primer atau sekunder.

Saat penyebabnya sudah diketahui dan kategorinya sudah diketahui, maka akan dilakukan pengobatan sesuai dengan penyebab dasarnya.

Pasalnya, jika penyebab dasarnya dapat diatasi dengan baik, maka hiperhidrosis tersebut juga dapat diatasi dengan baik.

Namun jika sudah dicari penyebabnya dan tidak diketahui penyebabnya, diagnosisnya akan masuk pada hiperhidrosis primer.

Baca juga: 8 Tips Obati Sariawan dengan Bahan Alami, Termasuk Madu hingga Kompres dengan Chamomile

"Misalnya kita sudah mencari selama 6 bulan penyebabnya, selama 6 bulan berkeringat terus dan tidak diketahui penyebabnya, itu masuk ke dalam hiperhidrosis primer."

Pengobatan hiperhidrosis sendiri hampir sama dengan pengobatan bau badan pada umumnya, yaitu dengan menggunakan deodoran atau antiperspirant, kemudian menggunakan obat oles yang dioleskan pada area khusus yang berkeringat.

Namun, biasanya obat oles tersebut bisa didapatkan melalui resep dokter.

Sedangkan tindakan lainnya untuk mengatasi masalah hiperhidrosis ialah botox hingga operasi.

"Secara garis besar, pengobatan hiperhidrosis hampir sama dengan pengobatan bau badan," jelas dr Yulia Asmarani.

Baca juga: Sering Buat Tak Percaya Diri, dr Yulia Paparkan Penyebab Bau Badan Meski Sudah Memakai Deodoran

Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr. Yulia Asmarani, Sp.DV dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunnews.com/IR)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini