TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Peran obat tradisional dalam dunia medis modern memiliki kedalaman historis dan relevansi yang tak dapat diabaikan. Meskipun perkembangan teknologi dan penemuan obat-obatan modern telah membawa perubahan signifikan dalam pengobatan, obat tradisional tetap memiliki tempat penting dalam dunia medis.
Di Indonesia sendiri, penggunaan obat herbal jamak dilakukan masyarakat secara turun-temurun. Situs resmi Kemenkes menunjukan sekitar 32 persen masyarakat Indonesia yang memilih pengobatan dan obat tradisional ketika jatuh sakit.
Dukungan terhadap penggunaan obat-obatan tradisional juga diutarakan oleh Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti. Mengutip dari web kebijakankesehatanindonesia.net, Ali Ghufron meminta seluruh Fakultas Kedokteran se-Indonesia ikut mendukung kualitas calon dokter yang memahami filosofi pengobatan tradisional asli Indonesia.
Upaya mendukung penggunaan obat herbal ini juga dilakukan oleh puluhan dokter dari berbagai rumah sakit di Indonesia, kalangan akademisi dan praktisi yang baru-baru ini mengunjungi pabrik PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, TBK di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (9/8/2023).
Dalam kunjungan ini, para dokter melihat secara langsung proses pengolahan tanaman herbal, mulai dari penelitian bahan baku, hingga pembuatan obat-obatan tradisional yang dilakukan oleh Sido Muncul.
Beberapa tempat yang dikunjungi adalah laboratorium, tempat pengawasan quality control (QC) dan quality assurance (QA), tempat pemeriksaan fisika, mikrobiologi, kimia dan cemaran logam berat dan lain-lain.
Produk obat herbal sebagai pendamping obat-obatan modern
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat berharap, kunjungan puluhan dokter ini bisa menjadikan kehadiran obat herbal sebagai pendamping obat-obatan modern di rumah sakit. Sehingga semakin membantu memelihara kesehatan masyarakat.
“Mereka bisa mengenal dan melihat langsung prosesnya bagaimana kami meneliti serta mengolah bahan bakunya. Hal itu karena produk-produk kami yang mayoritas suplemen, obat-obatan herbal seperti temulawak, kunyit dan lain sebagainya sudah ada di rumah sakit,” kata Irwan kepada Tribunjateng.com.
Irwan juga menambahkan bahwa kini produk-produk buatan pihaknya sudah masuk ke rumah sakit dan sudah memenuhi persyaratan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Undang-undang Kesehatan.
Dia semakin berharap dengan kunjungan dokter yang sebagian besar para direktur rumah sakit, pihak pelayanan kesehatan bisa lebih percaya dan semakin banyak menggunakan obat herbal ke depannya.
“Sebenarnya cara untuk mencapai kesehatan itu kan banyak. Obat-obat herbal itu sebenarnya juga berkhasiat dan bisa membantu masyarakat yang sakit, bisa dikonsumsi sendiri atau sebagai pendamping obat modern,” imbuh Irwan.
Respons positif terhadap obat-obatan herbal
Respons positif terhadap obat-obatan herbal pun diungkapkan para dokter yang hadir di Pabrik Sido Muncul di Semarang. Salah satunya, Direktur Utama Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta, dr Jack Pradono Handojo MHA, MBA.
Dia mengaku terkesan dengan ikhtiar yang dilakukan Sido Muncul untuk menjaga kebersihan, mutu dan kaidah-kaidah pembuatan jamu serta obat tradisional yang baik. Tidak hanya itu, dr Jack juga mengakui para dokter di rumah sakitnya juga sering mengonsumsi jamu dan obat-obatan herbal, khususnya produk dari Sido Muncul.
“Nah kami kan selama ini hanya menggunakan tapi tidak tahu prosesnya. Maka sekarang kami menyaksikan proses pembuatannya dan semakin yakin, mantap dan bisa lebih percaya lagi ke depannya dalam menggunakan obat ini untuk kami sendiri maupun pasien di rumah sakit,” kata dia.
Dia membeberkan bahwa pihaknya memiliki rencana mengintegrasikan produk jamu sebagai warisan budaya leluhur dengan layanan kesehatan di rumah sakitnya. Meskipun demikian, lanjut dia, saat ini belum ada obat herbal yang masuk dalam resep.
“Yang dilakukan ini masih untuk pencegahan dan juga kegiatan promotif untuk pemeliharaan kesehatan. Ke depannya kami melihat apakah peluang-peluang itu bisa dilakukan terutama untuk penyakit diabetes ringan atau hipertensi,” imbuhnya.
Respons positif juga datang dari Direktur RSUD Bali Mandara dr Ketut Suarjaya yang juga hadir dalam kunjungan tersebut. Pihaknya mengaku bahwa RS Bali Mandara sudah mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional berbasis obat herbal dengan memiliki pusat pengolahan pasca panen tanaman obat-obatan, meski masih sederhana.
“Pengolahan di Sido Muncul sangat baik, memberikan pemahaman dan pengalaman kami lebih baik agar bisa secara bertahap kami melakukan pemanfaatan tanaman herbal menjadi produk yang berkualitas, berkhasiat dan aman,” pungkas dia.
Sekadar informasi, dokter yang datang berasal dari sejumlah rumah sakit di seluruh Indonesia, di antaranya Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno Surakarta, RSUD Bali Mandara, Rumah Sakit Panti Wilasa Semarang, Rumah Sakit Banyumanik 2 Semarang, dan lain-lain.