TRIBUNNEWS.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bank Mandiri memperkuat kapasitas dan daya saing industri serta UMKM Obat dan makanan Indonesia.
Pada rangkaian kick off Program Orang Tua Angkat UMKM Obat Bahan Alam dan Kosmetik dan penandatanganan komitmen kerja sama antara Orang Tua Angkat UMKM dengan UMKM Anak Angkat.
PT Industri Jamu Dan Farmasi Sidomuncul Tbk (Sido Muncul) menjadi salah satu perusahaan yang berkontribusi menjadi Orang Tua Angkat Obat Bahan Alami.
Hal tersebut guna memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha obat dan makanan, sehingga perlu memperkuat kemitraan dengan lintas sektor dalam rangka penguatan kapasitas dan daya saing pelaku usaha, khususnya dalam mendukung pelaksanaan program pemerintahan baru.
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan penandatanganan nota kesepahaman dengan BPOM dan Bank Mandiri menjadi komitmen memberikan peran untuk jadi orang tua asuh.
Irwan menegaskan, pihaknya berbagi pengalaman dengan para UMKM. Selain itu, mereka dibina dari segi pemasaran, desain produk.
“Nanti saya sendiri yang akan terjun bersama team dari mulai registrasi, dan lainnya. Kami juga memberi masukan prospek seperti apa, dan lebih efektif karena bisa terhubung dengan kami,” ujarnya saat ditemui di Trans Convention Center, Rabu (16/10/2024).
Baca juga: Konsisten Terapkan Keberlanjutan, Direktur Sido Muncul Menerima Penghargaan Nusantara CSR Award 2024
Dia bersyukur pihaknya dipercayai jadi Orang Tua Angkat Bahan Alami, dan berkontribusi untuk mendorong kekayaan alam obat herbal yang harus terus dilestarikan.
“Saya berharap, supaya kekayaan alam ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Pemerintah bisa memanfaatkan ini bagi pelayanan kesehatan. Karena pengalaman saya obat herbal itu baik, dan ada khasiatnya. Tapi dunia kesehatan kita masih mengandalkan import obat luar,” jelasnya.
Industri jamu di Indonesia memiliki potensi besar karena beberapa faktor. Pertama, ada minat yang meningkat terhadap produk kesehatan alami dan herbal, seiring dengan kesadaran masyarakat akan manfaat kesehatan. Kedua, kekayaan biodiversitas Indonesia menyediakan banyak bahan baku untuk jamu yang berkualitas.
Selain itu, dukungan pemerintah dalam promosi produk lokal dan peningkatan standarisasi serta sertifikasi juga memperkuat industri ini. Pasar ekspor jamu juga menunjukkan pertumbuhan, terutama di negara-negara yang mencari alternatif pengobatan alami.
Inovasi dalam pengolahan, pemasaran, dan branding juga menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing jamu di pasar global. Dengan memanfaatkan teknologi dan penelitian, industri jamu dapat terus berkembang dan memenuhi permintaan yang semakin meningkat.
“Ini bukan soal bisnis tapi nilai local wisdom, karena ada opportunity, bisa membantu kesehatan,” ucapnya.
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan berdasarkan catatan pihaknya, saat ini terdapat 224 industri obat, 151 industri obat bahan alam dan 1.002 UMKM obat bahan alam, 121 industri kosmetik dan 1.057 UMKM kosmetik.
“Adapun untuk komoditi pangan olahan terdapat 883 Industri dan 9.210 UMK pangan olahan,” ujarnya.
Sedangkan peran industri UMKM dalam perekonomian, industri farmasi pada tahun 2020 sebesar Rp 110,6 Triliun dan perkiraan akan naik 9,8 persen pada 2025 menjadi Rp 176,3 Triliun. Sementara untuk Pendapatan Domestik Bruto (PDB) UMKM setara Rp 9.580 Triliun dan 97 persen tenaga kerja Indonesia diserap oleh UMKM atau sebanyak 117 juta pekerja.
“Pendampingan ini untuk meningkatkan status UMKM, manajemen usahanya dibantu Orang Tua Angkat dengan harapan bisa mapan,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Jaringan dan Retail Bank Mandiri Aquarius Rudianto menyebut hingga bulan Juni 2024, jumlah pembiayaan untuk 1,24 juta UMKM dengan total Rp 180 triliun.
“Oleh karena itu kami bersama-sama komitmen mengembangkan ekosistem hingga pembiayaan untuk UMKM,” kata Aquarius. (*)
Baca juga: Dukung Gerakan Indonesia Sehat, Perusahaan Jamu Ini Gelar Seminar Pemanfaatan Obat Herbal di UNS