News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polusi Udara di Jakarta

Bisakah Aroma Terapi Tangkal Polusi Udara? Begini Kata Dokter

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi polusi udara yang dapat meningkatkan risiko paparan radikal bebas. Demi menangkal polusi udara dan bau tidak sedap, sebagian besar masyarakat menggunakan aroma terapi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi menangkal polusi udara dan bau tidak sedap, sebagian besar masyarakat menggunakan aroma terapi. 

Namun, nyatanya aroma terapi tidak bisa mengurangi atau menjaga kualitas udara.

Baca juga: Presiden Jokowi Panggil Pemrov DKI hingga KLHK untuk Rapat cari Solusi Atasi Polusi Udara di Jakarta

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof DR Dr Agus Dwi Susanto, SpP(K).

"Aroma terapi bukan upaya untuk mengurangi. Aroma terapi kan tidakmenjaga kualitas udara. Dia membuat ruangan jadi lebih harum," ungkapnya pada media briefing virtual, Senin (14/8/2023). 

Justru, beberapa kelompok aroma terapi tertentu bersifat sensitif. 

Bahkan bisa menginduksi penyakit alergi.

Baca juga: Jokowi: Kemarau Panjang dan Aktivitas Industri jadi Penyebab Parahnya Polusi Udara di Jabodetabek

"Harus hati-hati menggunakan aroma terapi di ruangan, tidak semua cocok," kata Agus. 

Selain itu, kata dr Agus, banyak komponen aroma terapi mengandung partikel-partikel halus. 

Partikel-partikel ini lebih sering bersifat alergenic. 

"Menyebabkan reaksi alergi beruapa batuk-batuk alergi, bronkitis alergi. Jadi hati-hati penggunaanya," pungkas dr Agus. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini