News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sering Pusing dan Jantung Berdebar, Bisa Jadi Pertanda Aritmia

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dewan Penasehat Indonesian Heart Rhythm Society (InaHRS)/Perhimpunan Aritmia Indonesia (PERITMI), Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP (K),FIHA, FAsCC., dalam Konferensi Pers 'Satu Dekade InaHRS: An Overviews and Outlook' di RSJPD Harapan Kita, Jakarta Barat, Selasa (29/8/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika kepala anda sering mengalami pusing, ada kemungkinan mengalami gangguan irama jantung (aritmia).

Sementara itu saat ini aritmia yang paling sering terjadi adalah Fibrilasi Atrium (FA).

Baca juga: Mengenal Gejala Umum Aritmia dan Metode Alternatif Pengobatannya

Dewan Penasehat Indonesian Heart Rhythm Society (InaHRS)/Perhimpunan Aritmia Indonesia (PERITMI), Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP (K),FIHA, FAsCC., mengatakan bahwa Aritmia ini dapat berupa denyut jantung yang terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur.

Kelainan ini tidak hanya ditunjukkan melalui gejala ringan seperti berdebar dan pusing, namun juga berakibat fatal, yakni terjadinya stroke, gagal jantung maupun pingsan.

Bahkan yang paling fatal adalah Kematian Jantung Mendadak (KJM).

Jumlah pasien Aritmia di Indonesia pun terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

Namun untuk penanganannya, masih tercatat sebagai salah satu tantangan besar.

"Berdasarkan data 2023, prevalensi Aritmia secara umum diperkirakan sekitar 1,5 sampai 5 persen pada populasi global. Aritmia yang paling sering terjadi adalah Fibrilasi Atrium (FA), dengan prevalensi global mencapai 46,3 juta kasus," kata Dr. Dicky, dalam Konferensi Pers 'Satu Dekade InaHRS: An Overviews and Outlook' di RSJPD Harapan Kita, Jakarta Barat, Selasa (29/8/2023).

Baca juga: Kenali Ablasi, Tindakan Minim Risiko untuk Penderita Gangguan Jantung Aritmia

Ia menjelaskan bahwa di Amerika Serikat (AS) pun, diperkirakan prevalensi FA terus mengalami peningkatan hingga mencapai 16 juta kasus pada 2050.

Sedangkan di Asia, angkanya diprediksi jauh lebih tinggi yakni mencapai 72 juta.

"14 juta kasus di Eropa, dan 72 juta kasus di Asia, di Indonesia diperkirakan mencapai 3 juta," jelas Dr. Dicky.

Menurutnya, mereka yang menderita FA, memiliki risiko jauh lebih tinggi terkena stroke.

"Individu dengan FA mempunyai risiko 5x lebih tinggi untuk terjadinya stroke dibanding individu tanpa FA," papar Dr. Dicky.


Lalu bagaimana dengan gejalanya?

Dr. Dicky menyebutkan sederet gejala yang biasa dialami mereka yang mengalami Aritmia, mulai dari detak jantung yang tidak normal, pusing hingga terasa nyeri pada bagian dada.

Baca juga: Kenali Tanda Anak Menderita Aritmia, Gangguan Irama Jantung, Tidak Aktif Jadi Alarm

"Orang dengan Aritmia biasanya menunjukan gejala seperti jantung berdetak cepat dari normal (takikardia), Jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia), pusing, pingsan, cepat lelah, sesak napas, dan nyeri dada," tutur Dr. Dicky.

Dirinya menekankan bahwa terkadang gejala Aritmia tidak dirasakan atau ditemukan pada sebagian orang, sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya.

Namun penyakit ini tidak dapat dianggap remeh, karena dapat menyebabkan penderitanya mengalami kematian secara mendadak.

"Gejala-gejala Aritmia dapat menimbulkan komplikasi yang membahayakan, seperti stroke, gagal jantung dan kematian mendadak," tegas Dr. Dicky.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini